Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

56 Tewas akibat Konflik Gembala vs Petani di Nigeria

Ilustrasi penyerangan kelompok (freepik.com/EyeEm)
Ilustrasi penyerangan kelompok (freepik.com/EyeEm)

Jakarta, IDN Times - Jumlah korban tewas akibat serangan kelompok yang diduga sebagai gembala ternak di negara bagian Benue, Nigeria tengah, menjadi 56 orang, menurut laporan pada Sabtu (19/4/2025). Angka tersebut sangat berbeda dari laporan sebelumnya, yang menyebut 17 korban jiwa.

Serangan yang terjadi di dua wilayah, Logo dan Ukum, menyoroti konflik berkepanjangan antara petani dan gembala nomaden, yang kian diperparah oleh perubahan iklim dan sengketa lahan.

Pihak berwenang setempat masih melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan, dengan kekhawatiran bahwa jumlah korban dapat bertambah.

1. Serangan mematikan di Benue

Kelompok bersenjata yang diduga sebagai gembala ternak melancarkan serangan pada Kamis (17/4/2025), di wilayah Otukpo, Benue, dan menewaskan 11 orang.

Dua hari kemudian, pada Sabtu (19/4/2025), serangan lanjutan terjadi di dua wilayah terpisah, Logo dan Ukum, yang berjarak sekitar 70 kilometer.

Di Logo, 27 jenazah ditemukan. Sementara di Ukum, 29 korban jiwa dilaporkan. Sehingga, total korban mencapai 56 orang.

Gubernur Benue, Hyacinth Alia, menyebut situasi ini sangat mengkhawatirkan. Operasi pencarian masih berlangsung, dengan pasukan keamanan dikerahkan untuk mengejar pelaku.

“Pagi ini, kami mendapat laporan bahwa lebih banyak jenazah ditemukan di Logo, mencapai 27 korban. Di Ukum, jumlahnya bertambah menjadi 29, dan kami khawatir masih ada korban lain,” ujar Alia kepada wartawan selama kunjungannya ke lokasi, dilansir dari The Straits Times. 

Kekerasan ini merupakan bagian dari gelombang serangan terbaru di Benue dan negara bagian tetangga, Plateau. Pekan sebelumnya, lebih dari 50 orang tewas dalam serangan di Plateau, menunjukkan betapa rentannya wilayah Nigeria tengah terhadap konflik ini.

2. Akar konflik petani-gembala

Konflik antara petani dan gembala di Nigeria berpusat pada sengketa lahan yang dipicu oleh perubahan iklim dan pertumbuhan populasi.  Petani, yang sebagian besar beragama Kristen, bersaing dengan gembala Fulani yang mayoritas Muslim untuk mendapatkan lahan subur.

Kekeringan, penggembalaan berlebihan, dan desertifikasi di Nigeria utara memaksa gembala bermigrasi ke selatan, memicu bentrokan dengan petani setempat.

“Perubahan iklim telah membuat lahan di utara tidak lagi produktif, mendorong gembala mencari padang rumput di selatan. Sayangnya, ini sering berakhir dengan kekerasan karena tidak adanya regulasi yang jelas,” kata seorang analis dari SBM Intelligence, dikutip dari Al Jazeera.

Menurut laporan, sejak 2019, lebih dari 500 orang tewas dan 2,2 juta lainnya mengungsi akibat konflik ini di wilayah tersebut. Pemerintah Nigeria, di bawah Presiden Bola Tinubu, menghadapi kritik keras atas kegagalannya mengatasi kekerasan ini.

Amnesty International mengecam pemerintah karena meninggalkan komunitas dalam bahaya di tangan penyerang bersenjata. Kurangnya kehadiran penegak hukum di daerah pedesaan memperburuk situasi, memungkinkan pelaku beroperasi tanpa hambatan.

3. Respons dan tantangan keamanan

Pihak berwenang telah mengerahkan pasukan keamanan untuk menangani serangan di Benue, namun upaya ini sering kali terlambat. Dalam insiden di Ukum, lima petani tewas ketika penyerang menembaki warga saat pasukan keamanan berusaha mengusir mereka.

“Kami sedang memburu pelaku, tetapi tantangan utama adalah luasnya wilayah dan keterbatasan sumber daya,” kata seorang juru bicara kepolisian Benue, dikutip dari Reuters.

Pemerintah telah berjanji membentuk kementerian pengembangan peternakan guna menghidupkan kembali cadangan penggembalaan yang ditinggalkan, namun langkah ini belum membuahkan hasil. Sementara itu, warga setempat menyerukan tindakan yang lebih tegas.

“Kami hidup dalam ketakutan setiap hari. Pemerintah harus bertindak sekarang, atau lebih banyak nyawa akan hilang,” ujar seorang warga Ukum, Joseph Iorbee, dilansir dari Al Jazeera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us