Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Pria Diikat dan Dibakar hingga Tewas di Afrika Selatan

ilustrasi bendera Afrika Selatan.(unsplash.com/Den Harrson)

Jakarta, IDN Times - Polisi mengerahkan patroli tambahan di kota Diepsloot, Afrika Selatan pada Minggu (3/12/2023), setelah insiden pembakaran tujuh pria. Massa mengikat dan membakar tujuh pria hingga tewas karena dituduh melakukan gelombang kejahatan.

Tingkat pembunuhan Afrika Selatan terus meningkat, termasuk di Diepsloot yang berpenduduk lebih dari 350 ribu orang. Diepsloot, yang terletak di utara Johannesburg, mengalami tingkat pembunuhan dan pemerkosaan tinggi setelah ditinggalkan pihak berwenang.

Polisi mengatakan, pihaknya mulai melakukan penyelidikan pembunuhan setelah ditemukannya tujuh mayat pemuda yang hangus.

1. Lima mayat yang terbakar berusia sekitar 20 tahun

Juru bicara polisi, Mavela Masondo, mengatakan laporan mengenai dua mayat yang tewas terbakar disampaikan pada Jumat malam. Lima mayat lainnya ditemukan pada Sabtu pagi di distrik terdekat Diepsloot.

Kelima mayat berusia sekitar 20 tahun. Mereka ditemukan di tumpukan batu bata dan tanah kosong di kota tersebut.

“Penyelidikan awal menunjukkan bahwa dalam kedua insiden tersebut, para korban diserang dan dibakar oleh massa,” kata Masondo.

“Mereka semua dikejar, ditangkap dan diikat sebelum dibunuh, ya itu ‘kalung’,” kata salah satu warga, merujuk pada penggunaan ban atau tali yang dipasang di tubuh bagian atas korban sebelum dibakar.

2. Polisi mengutuk keras tindakan main hakim sendiri

Masondo mengatakan motif pembunuhan belum dapat dipastikan. Dia mengatakan polisi mengutuk keras tindakan dan masyarakat yang main hakim sendiri. 

Protes diadakan atas tuduhan yang ditujukan pada tiga tokoh masyarakat yang memimpin demonstrasi di kota tersebut pada Juni. Tuduhan itu terjadi setelah serangkaian pembunuhan dan perampokan, termasuk pengeboman pompa bensin.

“Ada lebih banyak polisi hari ini dan kami berharap mereka akan tetap tinggal karena kami membutuhkan mereka,” kata seorang warga. “Ada banyak perampokan dan orang-orang marah,” imbuhnya.

3. Afrika Selatan rawan pembunuhan dan menjadi tujuan migran ilegal dari Tanduk Afrika

ilustrasi(unsplash.com/Maxim Hopman)

Afrika selatan dengan populasi sekitar 60 juta jiwa, mencatat 68 pembunuhan per hari pada kuartal kedua tahun 2023.  Angka tersebut meningkat hampir 20 persen pada periode yang sama tahun 2019.

Selain kasus pembunuhan, antara tahun 2020 dan 2022, pihak berwenang di Mozambik, Malawi dan Zambia menemukan lebih dari 100 migran tidak berdokumen dari Etiopia yang mininggal dalam perjalanan menuju Afrika Selatan.

Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan, migrasi tidak teratur dari Tanduk Afrika ke Afrika Selatan sebagian besar difasilitasi oleh jaringan penyelendup dan pedagang manusia. Upaya mereka untuk menghindari deteksi dari pihak berwenang membahayakan nyawa migran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us