Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Afrika Selatan Umumkan Pertemuan dengan Trump Pekan Depan

Delegasi Afrika Selatan, Presiden Matamela Cyril Ramaphosa (photo-summit.brics-russia2024.ru)
Intinya sih...
  • Pertemuan antara Donald Trump dan Cyril Ramaphosa dijadwalkan pada 21 Mei untuk mengatur ulang hubungan strategis kedua negara.
  • AS menyambut 59 petani kulit putih Afrika Selatan sebagai pengungsi, namun pemerintah Trump menuduh genosida terhadap mereka.
  • Trump telah mengeluarkan perintah eksekutif memotong pendanaan AS ke Afrika Selatan serta mengakhiri program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi di pemerintahan federal.

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa dijadwalkan bertemu di Gedung Putih pekan depan. Ini pertemuan pertama keduanya usai Trump menuduh Afrika Selatan lakukan genosida terhadap petani kulit putih.

Pertemuan tersebut, yang diumumkan oleh pemerintah Afrika Selatan dan ditetapkan pada 21 Mei. Kantor Ramaphosa mengatakan bahwa ia akan berada di AS mulai Senin hingga Kamis minggu depan, dan akan bertemu dengan Trump pada Rabu di Gedung Putih.

"Perjalanan Ramaphosa akan bertujuan untuk mengatur ulang hubungan strategis antara kedua negara," kata kantornya, dilansir dari Korean Herald, Kamis (15/5/2025).

1. AS terima pengungsi kulit putih dari Afrika Selatan

Ilustrasi gedung putih dan bendera setengah tiang yang menggambarkan sejarah kelam turut membentuk kehebatan Amerika. Pexels.com/

Pertemuan ini akan terjadi usai AS menyambut 59 warga kulit putih Afrika Selatan sebagai pengungsi awal pekan ini. Pemerintahan Trump mengatakan, ini sebagai rencana relokasi yang lebih besar bagi petani minoritas Afrikaner.

Trump menuturkan, para petani kulit purih ini dianiaya di tanah air mereka sendiri, karena rasnya. Namun, Afrika Selatan membantah tuduhan tersebut.

Mereka mengatakan, orang kulit putih di negara yang mayoritas penduduknya berkulit hitam tidak menjadi sasaran penganiayaan.

2. Gedung Putih belum berkomentar terkait pengumuman pertemuan

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS). (unsplash.com/Aaron Burden)

Sementara itu, Gedung Putih belum memberikan komentar langsung mengenai pertemuan tersebut, yang akan menjadi pertemuan pertama Trump dengan pemimpin suatu negara di Afrika sejak ia kembali menjabat pada Januari lalu.

Trump telah mengkritik pemerintah Afrika Selatan yang dipimpin oleh orang kulit hitam di berbagai bidang dan mengeluarkan perintah eksekutif pada 7 Februari untuk memotong semua pendanaan AS ke negara tersebut sebagai hukuman atas apa yang ia katakan sebagai kebijakan anti-kulit putih di dalam negeri dan kebijakan luar negeri anti-Amerika.

Presiden dari Partai Republik tersebut telah secara khusus menyoroti Afrika Selatan atas apa yang disebut AS sebagai undang-undang rasis terhadap orang kulit putih dan telah menuduh pemerintah tersebut "memicu" kekerasan terhadap petani kulit putih.

Pemerintah Afrika Selatan mengatakan bahwa jumlah pembunuhan petani kulit putih yang relatif kecil harus dikutuk tetapi merupakan bagian dari masalah negara tersebut dengan kejahatan kekerasan dan tidak bermotif rasial.

3. Trump akhiri program keberagaman dan kesetaraan di pemerintah federal

Donald Trump Berpidato (www.flickr.com/Gage Skidmore

Sejak kembali menjabat pada Januari lalu, Trump telah mengeluarkan perintah untuk mengakhiri program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi di seluruh pemerintah federal. Pemerintah juga telah mengancam lembaga nonpemerintah seperti perguruan tinggi dan universitas dengan hilangnya bantuan keuangan kecuali mereka melakukan hal yang sama.

Trump juga mengharuskan kontraktor pemerintah dan penerima dana federal lainnya untuk menyatakan, di bawah ancaman hukuman finansial yang berat, bahwa mereka tidak mengoperasikan program DEI yang melanggar undang-undang antidiskriminasi.

Suku Afrikaner merupakan keturunan dari para pemukim kolonial Belanda, Prancis, dan Jerman yang pertama kali datang ke Afrika Selatan pada abad ke-17. Mereka adalah pemimpin sistem apartheid segregasi rasial di negara tersebut sebelumnya.

Ada sekitar 2,7 juta suku Afrikaner di antara populasi Afrika Selatan yang berjumlah 62 juta jiwa, yang lebih dari 80 persennya adalah orang kulit hitam. Ada juga hampir 2 juta orang kulit putih lainnya yang merupakan keturunan Inggris dan lainnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us