Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aljazair Tangguhkan Kerja Sama dan Larang Impor dari Spanyol, Kenapa?

Presiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune. (Twitter.com/Algerian Presidency رئاسة الجمهورية الجزائرية)

Jakarta, IDN Times - Aljazair pada Rabu (8/6/2022) mengumumkan penangguhan kerja sama dengan Spanyol yang sudah berlangsung selama dua dekade. Selain menghentikan kerja sama, Aljazair juga melarang impor dari Spanyol.

Keputusan ini diambil setelah Spanyol memberikan dukungan kepada Maroko atas wilayah Sahara Barat yang disengketakan. Wilayah itu berusaha dikuasai Aljazair dengan mendukung kemerdekaan Polisario di wilayah tersebut. Kawasan itu diketahui memiliiki banyak cadangan mineral.

1. Aljazair anggap perubahan sikap Spanyol bertentangan dengan hukum internasional

Melansir Associated Press, penangguhan kerja sama disampaikan kantor kepresidenan Aljazair, yang mengatakan bahwa perubahan sikap Spanyol atas sengketa wilayah tersebut tidak dapat dibenarkan dan bertentangan dengan hukum internasional. Tindakan itu dianggap berkontribusi langsung pada degradasi situasi di kawasan tersebut.

Dikatakan juga, sejak memberikan dukungan yang ilegal itu, Spanyol telah berargumen untuk membenarkan sikapnya.

Asosiasi perbankan Aljazair juga menyampaikan kepada bank di dalam negeri untuk menghentikan aktivitas impor barang dan jasa dari Spanyol, karena perjanjian kerja sama ditangguhkan.

Kementerian Luar Negeri Spanyol menyesali keputusan Aljazair dan menegaskan kesiapannya untuk kembali menjalin kerja sama dengan Aljazair.

2. Ketegangan terjadi setelah Spanyol menunjukkan dukungannya untuk Maroko

Bendera Spanyol. (Unsplash.com/Max Harlynking)

Melansir DW, memburuknya hubungan Spanyol dengan Aljazair terjadi setelah negara Madrid secara terbuka mendukung rencana Maroko untuk wilayah yang disengketakan itu, sebagai upaya untuk mengakhiri krisis diplomatik dengan Maroko.

Dukungan Spanyol membuat Aljazair memutuskan untuk menarik pulang duta besarnya dari Madrid.

Beberapa jam sebelum Aljazair mengumumkan keputusannya, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez berbicara di parlemen mengenai keputusannya memihak Maroko atas Sahara Barat. Dia beralasan, Maroko merupakan pilihan yang realistis dan kredibel dalam menyelesaikan perselisihan panjang di wilayah tersebut.

Kawasan Sahara Barat yang memicu konflik ini merupakan bekas jajahan Spanyol, sebelum dianeksasi oleh Maroko pada 1975, yang memicu ketegangan antara Aljazair dengan Maroko. Sekitar 80 persen wilayah yang diperbutkan itu dikuasai oleh Maroko.

Perselisihan yang terjadi sempat membuat dua negara di Afrika itu berperang. Aljazair adalah pendukung utama gerakan kemerdekaan Front Polisario, yang menguasai wilayah yang tersisa dan telah menyerukan referendum kemerdekaan di wilayah tersebut, yang berperang selama 15 tahun dengan Maroko.

Hubungan Aljazair dan Maroko yang terus bersitegang ini membuat keduanya mengakhiri hubungan diplomatik pada Agustus tahun lalu.

3. Pasokan gas tidak akan diputus

Iluatrasi pipa gas. (Unsplash.com/Quinten de Graaf)

Ketegangan yang meningkat telah menimbulkan pertanyaan mengenai pasokan gas Aljazair, yang memasok lebih dari 40 persen kebutuhan gas alam Spanyol.

Pasokan gas sebagian besar dibawa melalui pipa Medgaz bawah air. Rute lainnya melalui pipa Maghreb Eropa yang melewati Maroko, tapi telah ditutup setelah putusnya hubungan diplomatik.

Terkait pasokan gas, Presiden Aljazair,Abdelmadjid Tebboune mengatakan, perselisihan ini tidak akan memutuskan kontrak gas. Pemerintah Spanyol juga memastikan bahwa perselisihan ini tidak akan mengganggu pasokan.

Aljazair diperkirakan akan meninjau ulang harga untuk setiap kontrak gas baru dengan perusahaan Spanyol. Dalam kontrak saat ini bersifat jangka panjang dan harga yang diberikan kepada Spanyol jauh di bawah harga pasar saat ini, dikutip dari Reuters.

Baru-baru ini, Aljazair mengumumkan bahwa Italia akan menjadi pelanggan pilihan pasokan gas. Kerja sama gas ini tampaknya sebagai respons untuk menemukan alternatif dari pasokan dari Rusia, yang sedang disanksi oleh negara-negara Eropa akibat invasi militer ke Ukraina.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us