Amerika Tuding Hamas Bersembunyi di Terowongan RS Al Shifa Gaza

Jakarta, IDN Times - Israel dilaporkan telah menyerang Rumah Sakit Al Shifa di Gaza utara usai Amerika Serikat (AS) menyebut Hamas bersembunyi di terowongan bawah tanah di gedung rumah sakit.
Israel sempat menggempur area RS Al Shifa selama empat jam, Rabu dini hari tadi waktu setempat (15/11/2023).
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, sempat mengatakan pihaknya mendapatkan informasi adanya pejuang Hamas menggunakan sejumlah rumah sakit di Gaza untuk operasinya.
"Hamas menggunakan beberapa rumah sakit Gaza, termasuk Al Shifa, untuk bersembunyi di terowongan bawah tanah," kata Kirby, dikutip dari CNN International, Rabu (15/11/2023).
Tak hanya RS Al Shifa, Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya pun sempat mendapat tuduhan serupa dari Israel. Namun, tuduhan ini sudah dibantah oleh pihak RS dan MER-C Indonesia.
1. Hamas bantah tudingan AS dan Israel
Hamas membantah keras tudingan AS dan Israel tersebut. Menurut Hamas, tudingan ini hanya melegalkan serangan Israel ke rumah sakit dan beberapa fasilitas kesehatan di Gaza.
"Tindakan ini biadab terhadap fasilitas medis yang ada di Konvensi Jenewa. Pendudukan Israel, dan siapa pun yang bekerja sama dengan mereka, menyerang anak-anak, fasilitas kesehatan, akan bertanggung jawab,” sebut Hamas dalam pernyataannya.
"Hak membela diri yang digaungkan AS dan negara Barat kepada Israel menjadikan RS Al Shifa sasaran serangan, pembantaian warga sipil, dan pemindahan paksa warga dari utara ke selatan," lanjut pernyataan itu.
2. Masih ada 650 pasien yang dirawat di Al Shifa
Menurut data terbaru, hingga hari ini masih ada 650 pasien yang dirawat di RS Al Shifa. Setidaknya ada 5.000 warga sipil yang mengungsi di sekitar area rumah sakit.
Lebih dari 1.000 staf medis juga terjebak di dalam gedung, namun tidak bisa merawat pasien dengan tepat karena kekurangan obat-obatan dan bahan bakar.
Sejauh ini, 179 jasad juga terpaksa dimakamkam secara massal karena sudah tidak ada lagi ruang yang bisa menampung jasad-jasad tersebut.
3. Perintah evakuasi pasien ditolak RS Al Shifa
Sebelumnya, Israel sempat meminta RS Al Shifa untuk mengevakuasi seluruh pasien dan tenaga medis untuk keluar dari RS. Namun, semua petugas medis serta koordinator RS Al Shifa menolak perintah tersebut.
"Kami tidak bisa mengevakuasi pasien tanpa prosedur yang tepat untuk memastikan pasien akan menerima perawatan yang tepat. Evakuasi harus dilakukan melalui koridor yang aman dan terlindungi oleh standar kesehatan dan mempertimbangkan kondisi pasien," seru beberapa dokter dari Al Shifa.