Anutin Charnvirakul Terpilih Jadi PM Baru Thailand

- Anutin terpilih sebagai PM baru Thailand.
- Anutin mengalahkan kandidat Pheu Thai dan menandai pergeseran peta politik.
- Dinasti Shinawatra kembali terpukul dengan pemecatan Paetongtarn dan Thaksin pergi ke Dubai di tengah krisis.
Jakarta, IDN Times - Thailand kembali berganti perdana menteri. Parlemen resmi memilih taipan bisnis Anutin Charnvirakul sebagai perdana menteri baru pada Jumat (5/9/2025). Ia menjadi perdana menteri ketiga hanya dalam dua tahun terakhir, menggantikan Paetongtarn Shinawatra yang dicopot Mahkamah Konstitusi pekan lalu.
Paetongtarn, pewaris dinasti politik Shinawatra, dilengserkan karena dianggap melakukan pelanggaran etik dalam penanganan sengketa perbatasan dengan Kamboja. Keputusan itu memberi jalan bagi Partai Bhumjaithai, dipimpin Anutin, untuk keluar dari koalisi Pheu Thai dan menggalang dukungan cukup di parlemen.
Meski Thailand kini punya pemimpin baru, ketidakpastian politik belum sepenuhnya reda. Negeri Gajah Putih punya rekam jejak panjang soal pergantian pemimpin akibat intervensi pengadilan dan kudeta militer.
1. Anutin kalahkan kandidat Pheu Thai
Dikutip dari BBC, Jumat (5/9/2025), Anutin berhasil mengamankan suara mayoritas parlemen setelah Bhumjaithai keluar dari koalisi yang dipimpin Pheu Thai. Partai Rakyat yang sempat dilarang membentuk pemerintahan setelah menang pemilu 2023, juga mendukung pencalonannya.
Kemenangan Anutin otomatis meminggirkan kandidat terakhir Pheu Thai, Chaikasem Nitisiri. Mantan jaksa agung berusia 77 tahun itu disebut punya kesehatan buruk dan minim popularitas di kalangan publik.
Hasil ini sekaligus menandai pergeseran peta politik. Pheu Thai, yang sempat jadi kekuatan dominan berkat basis dukungan rakyat kelas menengah bawah, kini terpaksa berada di pinggir pemerintahan.
2. Dinasti Shinawatra kembali terpukul

Sejak awal 2000-an, keluarga Shinawatra menjadi pusat politik Thailand. Thaksin Shinawatra menang besar pada 2001, disusul adiknya, Yingluck, yang juga sempat menjabat perdana menteri. Namun, keduanya digulingkan lewat kudeta militer pada 2006 dan 2014.
Paetongtarn sempat dilihat sebagai simbol comeback keluarga Shinawatra ketika menjabat PM tahun ini. Namun, pemecatannya kembali memperlihatkan lemahnya pengaruh politik keluarga tersebut di hadapan elite konservatif dan royalis Bangkok.
Paetongtarn menjadi perdana menteri kelima dari kubu Thaksin yang dilengserkan Mahkamah Konstitusi. Sebelumnya, sejumlah pemimpin pro-Shinawatra juga bernasib sama, menunjukkan pola konfrontasi panjang antara keluarga Shinawatra dan elite tradisional Thailand.
3. Thaksin pergi ke Dubai di tengah krisis

Di tengah pergantian kekuasaan ini, perhatian publik juga tertuju pada Thaksin Shinawatra. Mantan perdana menteri yang juga ayah Paetongtarn itu meninggalkan Thailand menuju Dubai pada Kamis (4/9) malam dengan alasan medis.
Lewat unggahan di media sosial, Thaksin berjanji akan kembali sebelum 9 September untuk menghadiri sidang pengadilan. Sidang itu akan menentukan apakah ia harus kembali dipenjara setelah sebelumnya mendapat keringanan hukuman.
Kepergian Thaksin menambah spekulasi bahwa dinasti Shinawatra benar-benar kehilangan pijakan di politik Thailand. Sementara itu, pemerintahan baru Anutin akan menghadapi ujian besar untuk menstabilkan negara yang sering diguncang krisis politik.