Armada Kapal Perang Rusia Tinggalkan Kuba Usai 5 Hari Berlabuh

Jakarta, IDN Times - Armada Kapal perang Rusia yang berada di pelabuhan Havana, Kuba meninggalkan negara itu pada Senin (17/6/2024). Kapal-kapal itu berlabuh di sana selama lima hari setelah melakukan latihan perang.
Belum diketahui tujuan armada tersebut berikutnya, tapi para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan mungkin selanjutnya akan singgah di Venezuela. AS menilai keberadaan armada itu tidak memberikan ancaman.
1. Kapal melakukan latihan di Samudera Atlantik

Dilansir Associated Press, kapal-kapal Rusia tiba setelah Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan armada tersebut berhasil melakukan latihan militer di Samudera Atlantik. Latihan itu mensimulasikan serangan rudal terhadap sasaran yang jaraknya bisa lebih dari 600 km.
Armada tersebut terdiri dari fregat Gorshkov, kapal selam bertenaga nuklir Kazan, tanker Pashin, dan kapal tunda Nikolai Chiker. Kedatangan kendaraan perang itu disambut dengan penghormatan 21 senjata.
Pada Kamis, sehari setelah tiba, ratusan orang mengantre untuk mengunjungi fregat tersebut. Kunjungan itu dibuka untuk umum pada Sabtu, yang merupakan hal biasa.
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengunjungi fregat tersebut pada Sabtu dan berinteraksi dengan para pelaut.
“Ini adalah ekspresi dari ikatan persahabatan, persaudaraan dan kerja sama yang solid dan bersejarah yang terjalin antara rakyat, pemerintah, dan angkatan bersenjata kita,” katanya.
2. Kuba tidak menyukai keberadaan kapal AS

Dilansir Anadolu Agency, Kementerian Pertahanan AS mengatakan keberadaan alat perang Rusia itu tidak mewakili ancaman terhadap kawasan tersebut. Namun, Pentagon mengirim kapal selam serangan cepat bertenaga nuklir ke pangkalan angkatan laut AS di Teluk Guantanamo, sekitar 804 km tenggara dari tempat milik Rusia berlabuh.
Para pejabat AS mengatakan mereka memantau dengan cermat kunjungan tersebut.
Wakil Menteri Luar Negeri, Kuba Carlos Fernandez de Cossio, mengatakan negaranya tidak setuju dengan kedatangan kapal selam AS.
“Kunjungan angkatan laut ke suatu negara biasanya merupakan hasil undangan, padahal kenyataannya tidak demikian. Kami tidak menyukai kehadiran (kapal selam) di wilayah kami milik kekuatan yang mempertahankan kebijakan resmi dan praktis yang memusuhi Kuba," kata Fernandez de Cossio.
3. Keberadaaan Rusia dianggap untuk menunjukkan kekuatan

Kuba dan Rusia mengatakan operasi tersebut sesuai dengan sejarah hubungan persahabatan antara kedua negara, yang terjadi dalam kerangka kerja sama internasional yang terjalin di antara mereka.
Kedua negara itu telah lama menjadi sekutu, tapi pengerahan kapal perang di perairan sekitar negara kepulauan tersebut dipandang sebagai unjuk kekuatan oleh Moskow.