AS Bakal Dirikan Fasilitas Militer di Grenada, Untuk Apa?

- Grenada dipilih karena lokasinya yang strategis
- AS sudah kirimkan 10 ribu tentara di Karibia
- Venezuela tuding AS ingin rebut minyak dan gas di seluruh dunia
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengungkapkan rencana mendirikan infrastruktur militer di Grenada pada Jumat (10/10/2025). Langkah ini untuk menambah keberadaan militer AS di Laut Karibia dengan dalih melawan penyelundupan narkoba.
“Kami masih mengulas kembali permintaan dari AS soal pendirian infrastruktur militer, termasuk instalasi radar. Keputusan akan dibuat setelah semua penilaian teknis dan hukum diselesaikan,” ungkap pemerintah Grenada.
Rencana pendirian infrastruktur militer di Grenada ini semakin memicu ketegangan antara AS dan Venezuela, Sebab, negara Karibia tersebut diketahui hanya berjarak 160 km dari pesisir Venezuela.
1. Grenada dipilih karena lokasinya yang strategis
Konsultan International di Trinidad dan Tobago, Custis Ward mengatakan bahwa perkembangan saat ini menunjukkan adanya perpecahan dalam blok Caricom. AS ingin mendirikan fasilitas di Grenada karena lokasinya yang strategis tak jauh dari Venezuela.
Dilansir Trinidad Guardian, Ward menilai keberadaan fasilitas militer di Grenada sebenarnya hanya akan berdampak sedikit setelah AS sudah memiliki akses laut luas dan kapabilitas udara di Karibia. Selain itu, AS sudah memiliki akses pangkalan di Trinidad dan Tobago.
Sementara, Pakar Keamanan, Dr. Garvin Heerah mengatakan Grenada adalah negara berdaulat yang berhak menentukan keputusannya sendiri. Namun, ia mengingatkan bahwa stabilitas di Karibia tergantung dari netralitas, kerja sama, dan transparansi.
2. AS sudah kirimkan 10 ribu tentara di Karibia

AS sudah menerjunkan sekitar 10 ribu tentara di Karibia dalam beberapa bulan terakhir. Ribuan pasukan AS tersebut dikirimkan di Puerto Riko dan delapan kapal perang, serta sebuah kapal selam.
Dilansir The Latin Times, AS sudah memindahkan beberapa helikopter militer di pesisir Trinidad dan Tobago. Helikopter tersebut terdiri dari 4 helikopter operasi khusus dan 3 helikopter Black Hawk. Helikopter tersebut dapat ditempatkan di kapal Ocean Trader yang didesain untuk operasi khusus.
Sebagai informasi, kapal Ocean Trader sebenarnya adalah kapal barang yang dialihfungsikan menjadi kapal perang. Kapal ini mampu menampung 159 pasukan khusus dan 50 kru kapal dan beroperasi 45 hari.
3. Venezuela tuding AS ingin rebut minyak dan gas di seluruh dunia

Pada saat yang sama, Wakil Presiden Venezuela, Delcy Rodriguez mengatakan bahwa AS sedang mencari cara untuk mengambil minyak dan gas (migas) di seluruh dunia. Langkah ini untuk mempertahankan dominasi AS di dunia.
“AS ingin merebut hidrokarbon di dunia berupa migas yang terdapat di Venezuela, Rusia, Iran untuk mempertahankan hegemoninya di dunia. Saat ini, negara berkembang, terutama BRICS menantang pengaruh AS di dunia,” tutur Rodriguez.
Rodriguez menyebut, cadangan gas alam Venezuela menjadi yang terbesar di Amerika Latin dan 10 besar cadangan terbesar di dunia. Venezuela sedang mengupayakan proyek dengan perusahaan asal Rusia untuk mengekspor gas alam.