Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Marak Penipuan Kerja Jerat Warganya, Korsel Panggil Dubes Kamboja

Ilustrasi Bendera Korea (freepik.com/pranavkr)
Ilustrasi Bendera Korea (freepik.com/pranavkr)
Intinya sih...
  • Menteri Luar Negeri Korsel meminta tindakan cepat dan konkret dari Kamboja untuk memberantas penipuan kerja yang sering melibatkan penculikan dan penyiksaan warganya.
  • Seorang mahasiswa asal Korea Selatan ditemukan meninggal di Kamboja setelah diculik dan disiksa
  • Polisi Korsel menangkap beberapa tersangka warga Korsel yang diduga terlibat dalam mengelabui korban untuk pergi ke Kamboja dengan janji palsu
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) memanggil Duta Besar Kamboja pada Jumat (10/10/2025), terkait lonjakan kasus penculikan warga Korsel yang terkait penipuan kerja di Kamboja. Pemerintah Korsel memberikan peringatan perjalanan khusus bagi warganya yang hendak ke Phnom Penh, ibu kota Kamboja.

Jumlah penculikan warga Korsel di Kamboja melonjak drastis dari rata-rata 10-20 kasus per tahun menjadi 220 kasus pada 2024 dan mencapai 330 hingga Agustus 2025. Kejadian ini memicu kekhawatiran tinggi di kalangan pejabat Korsel dan masyarakat luas.

1. Dijanjikan gaji tinggi bekerja di Kamboja

Menteri Luar Negeri Korsel, Cho Hyun, menyatakan keprihatinan mendalam langsung kepada Duta Besar Kamboja, Khuon Phon Rattanak. Ia meminta tindakan cepat dan konkret untuk memberantas penipuan kerja yang sering melibatkan penculikan dan penyiksaan warganya di negara tersebut.

"Pemerintah kami mengeluarkan peringatan perjalanan khusus untuk Phnom Penh dan menuntut kerja sama polisi dua negara untuk mencegah adanya korban jiwa tragis berikutnya," ujar Cho Hyun, dilansir Korea Herald.

Penipuan ini biasanya diawali dengan janji kerja bergaji tinggi yang menarik korban ke Kamboja, lalu mereka diculik dan dipaksa bekerja.

2. Kasus penyiksaan hingga kematian korban

Pada Agustus 2025, seorang mahasiswa asal Korea Selatan ditemukan meninggal di Kamboja setelah diculik dan disiksa secara brutal oleh sindikat kriminal lokal, yang disebut-sebut menjadi bagian dari jaringan kejahatan terorganisir. Korban diduga meninggal karena serangan jantung akibat penyiksaan berat.

"Kami sangat sedih dan terkejut atas kematian mahasiswa tersebut. Kami menuntut penyelidikan mendalam dan keadilan atas kejadian ini," ungkap legislator Korea Selatan, Na Kyung-won, dilansir Channel News Asia.

Kasus ini memperkuat desakan tindakan tegas dari pemerintah Korea Selatan terhadap praktik kejahatan yang dilaporkan Amnesty International sebagai skala besar dengan 53 pusat penipuan di Kamboja.

3. Ada beberapa tersangka yang juga adalah warga Korsel

Pada Oktober 2025, polisi Korsel telah menangkap beberapa tersangka yang diduga merekrut "money mule" yang berperan dalam mengelabui korban untuk pergi ke Kamboja dengan janji palsu. Para tersangka adalah warga Korsel sendiri, disinyalir bagian dari jaringan yang memanfaatkan rekening bank untuk pencucian uang.

Pemerintah Korsel telah mengajukan permintaan resmi agar pemerintah Kamboja meningkatkan kerja sama dan melakukan penyelidikan menyeluruh demi menindak perdagangan manusia dan penipuan ini.

"Kami menginginkan tindakan nyata dan kerjasama kuat untuk menghentikan kejahatan ini yang merugikan warga kami," kata Menteri Cho Hyun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

AS Izinkan Qatar Bikin Fasilitas Latihan Pilot F-15 di Idaho

13 Okt 2025, 07:09 WIBNews