AS Beri Sanksi Kelompok Israel yang Menyerang Bantuan untuk Gaza

- Tsav 9 dijatuhi sanksi AS karena menghalangi bantuan ke Gaza, mengancam perdamaian antara Israel dan Palestina.
- Sanksi diberlakukan berdasarkan perintah eksekutif Biden, kelompok tersebut diklaim mengumpulkan dana dari perusahaan Israel dan AS.
- Kelompok ini memicu kemarahan internasional, tapi mendapat dukungan luas di Israel atas penolakan mereka terhadap pengiriman bantuan ke Gaza.
Jakarta, IDN Times - Tsav 9, sebuah kelompok Israel yang menyerang pengiriman bantuan ke Gaza dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) pada Jumat (14/6/2024). Washington menilai tindakan tersebut mengancam prospek perdamaian antara Israel dan Palestina.
Serangan Israel ke Palestina telah menewaskan sedikitnya 37 ribu orang, sementara serangan Hamas terhadap Israel selatan menewaskan sekitar 1.200 orang. Operasi militer yang terus terjadi di Gaza membuat wilayah itu sangat membutuhkan bantuan.
1. Kelompok bantuan AS menyerukan pemberian sanksi

Dilansir Reuters, sanksi keuangan tersebut diberlakukan berdasarkan perintah eksekutif mengenai kekerasan di Tepi Barat yang ditandatangani Biden pada bulan Februari. Penerapan sanksi itu sebelumnya digunakan untuk memberlakukan pembatasan keuangan terhadap pemukim Yahudi yang terlibat dalam serangan terhadap warga Palestina.
“Kami menggunakan wewenang untuk memberikan sanksi kepada aktor-aktor yang semakin beragam, menargetkan individu dan entitas yang mengancam perdamaian, keamanan dan stabilitas Tepi Barat tanpa memandang agama, etnis atau lokasi,” kata Aaron Forsberg, direktur kebijakan dan implementasi sanksi Departemen Luar Negeri AS.
Pekan ini, Demokrasi untuk Dunia Arab Sekarang (DAWN), sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di AS, menyerukan sanksi terhadap Tsav 9 dan mengatakan kelompok tersebut mengumpulkan dana dari perusahaan-perusahaan Israel dan organisasi nirlaba Israel dan AS.
2. Kelompok Israel menjarah dan membakar bantuan untuk Palestina

Dilansir The Guardian, Tsav 9 mengatakan sanksi tersebut mengejutkan dan bertentangan dengan nilai-nilai Amerika dan liberal. Kelompok itu mengklaim Hamas mengalihkan “sebagian besar” bantuan yang ditransfer ke Gaza, dan mengklaim bahwa kelompok tersebut mewakili keluarga sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.
"Selama berbulan-bulan, individu dari Tzav 9 telah berulang kali berupaya menggagalkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, termasuk dengan memblokir jalan, terkadang dengan kekerasan. Mereka juga merusak truk bantuan dan membuang bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa ke jalan," kata Matthew Miller, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
AS mengatakan aktivis organisasi itu mulai memblokir persimpangan utama Kerem Shalom pada awal tahun ini. Miller merinci serangan pada pertengahan Mei oleh kelompok tersebut dilakukan dengan menjarah dan membakar dua truk di dekat Hebron, di Tepi Barat, yang membawa bantuan kemanusiaan yang ditujukan untuk Gaza.
Dalam beberapa pekan terakhir pengiriman bantuan mendapat perlindungan dari kelompok Standing Together dari Israel.
3. Pihak berwenang dianggap membiarkan serangan
Tindakan kelompok ini memicu kemarahan internasional, tapi di negaranya mendapat dukungan luas atas penolakan mereka terhadap pengiriman bantuan ke Gaza. Pada awal tahun ini, beberapa jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Israel percaya pengiriman kemanusiaan ke Gaza harus dihentikan atau dibatasi.
Pada awal tahun ini, dua anggota kabinet perang, yang mengundurkan diri, menyarankan untuk membatasi bantuan sementara untuk melemahkan Hamas.
Keputusan AS ini tampaknya ditujukan untuk menegur pemerintah Israel, mengigatkan mereka mempunyai tanggung jawab untuk menjamin keselamatan dan keamanan konvoi kemanusiaan yang transit di Israel dan Tepi Barat dalam perjalanan ke Gaza.
Video penyerangan terhadap truk bantuan menunjukkan pasukan keamanan Israel tidak menghalangi tindakan tersebut. Kelompok itu mengatakan anggota pasukan keamanan telah memberi tahu mereka tentang lokasi truk bantuan yang mengirimkan pasokan penting ke Gaza.