AS Bersiap Terima Kedatangan Warga Israel Tanpa Visa

Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bersiap menerima kedatangan warga Israel ke negaranya tanpa visa. Hal itu diberlakukan meskipun ada kekahwatiran dari Washington tentang perlakuan Israel terhadap warga Amerika Palestina.
Dilansir Bloomberg, pemerintahan Biden mungkin akan mengumumkan hal tersebut pada Kamis (28/9/2023), tepat sebelum akhir tahun anggaran federal pada 30 September 2023. Itu menjadi batas waktu penerimaan warga Israel tanpa harus memenuhi syarat ulang untuk memenuhi syarat tahun depan.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Alejandro Mayorkas akan membuat pengumuman tersebut setelah dirinya menerima rekomendasi dari Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, selambat-lambatnya pada Selasa (26/9/2023).
1. Program akan dikelola oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri
Progam pembebasan visa tersebut akan dikelola Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Situasi saat ini memungkinkan warga negara dari 40 negara Eropa dan Asia untuk melakukan perjalanan ke AS selama tiga bulan tanpa visa.
Sejauh ini, Departemen Luar Negeri belum memberikan komentarnya mengenai program pembebasan visa tersebut. Gedung Putih merujukkan penjelasan mengenai kebijakan itu pada departemen tersebut.
Pengumuman akhir dari program baru itu akan dilakukan selang delapan hari setelah Biden bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, di sela-sela pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.
2. Pengakuan AS atas Israel menjadi prioritas pemerintah Israel
Pengakuan AS atas Israel telah menjadi proritas bagi para pemimpin negara tersebut. Pengakuan itu juga akan menjadi pencapaian terbesar Netanyahu yang sering berselisih pendapat dengan AS, mengenai Iran, konflik Palestina, dan yang terbaru usulan perubahan sistem peradilan Israel.
Pemerintahan sayap kanan Netanyahu berulang kali mendapat kecaman AS atas tindakannya terhadap warga Palestina. Kecaman AS meliputi masalah pembangunan pemukiman di Tepi Barat yang signifikan, penolakan terhadap negara Palestina dan komentar anti-Palestina.
Rencana AS tersebut akan memberikan angin segar bagi Netanyahu di Israel. Perdana menteri tersebut telah menghadapi protes massal berbulan-bulan terhadap rencana peradilannya yang kemungkinan akan mendapat kecaman dari Palestina.
3. Israel telah memenuhi 2 persyaratan
Israel telah memenuhi dua dari tiga kriteria paling penting selama dua tahun terakhir untuk memungkinkan warganya melakukan perjalanan ke AS. Persyaratan itu termasuk presentase penolakan permohonan visa yang rendah, tingkat masa tinggal visa yang rendah, hingga negara tersebut bergabung dengan program AS.
Israel telah berusaha untuk memenuhi persyaratan ketiga yakni, persyaratan timbal balik yang berarti semua warga AS. Ini termasuk soal warga Amerika keturunan Palestina, harus diperlakukan sama ketika melakukan perjalanan atau melewati Israel.
Beberapa bulan terakhir, Israel telah melakukan penyesuaian persyaratan masuk bagi warga Amerika keturunan Palestina. Israel mengizinkan mereka terbang dan masuk dari Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv dan bisa langsung menuju ke Tepi Barat dan wilayah Israel. Israel juga berjanji untuk memudahkan pergerakan warga Amerika Palestina yang masuk dan keluar dari Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
4. Rencana program baru AS menuai kritik dari aktivis Palestina-Amerika
Aktivis Palestina-Amerika mengkritik program yang akan datang tersebut. “Ada banyak masalah dengan keputusan ini,” kata Yousef Munayyer, seorang kepala Program Palestina-Israel dan peneliti senior di Arab Center Washington.
“Persyaratan timbal balik jelas masih belum terpenuhi karena kebijakan Israel terus memperlakukan sebagian warga Amerika, khususnya warga Amerika Palestina, secara berbeda," ujar Munayyer.
Pemerintahan Biden dinilai mati-matian menawarkan kemenangan politik kepada Netanyahu, ketika pemerintahan sayap kanannya membuat marah warga Palestina dan Israel dengan agenda ekstremis mereka.
Di bawah program baru AS tersebut, warga Israel kemungkinan dapat melakukan perjalanan ke AS untuk tujuan bisnis atau liburan hingga 90 hari tanpa visa hanya dengan mendaftarkan diri pada Sistem Elektronik untuk Otoritas Perjalanan.