AS Buka Suara soal Proses Aksesi Indonesia di OECD

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) angkat bicara soal proses aksesi Indonesia di Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Duta Besar AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir mengatakan, keanggotaan di OECD bisa membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen per tahunnya.
“Bakal banyak peluang untuk pertumbuhan lebih besar dan peningkatan aktivitas ekonomi, yang jadi salah satu tujuan pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto yaitu mencapai angka pertumbuhan 8 persen,” kata Lakhdhir, dalam jumpa pers di Kedutaan Besar AS di Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Lakhdhir juga menyatakan, AS mendukung percepatan aksesi Indonesia ke OECD yang menjadi salah satu bentuk reformasi ekonomi.
1. Mendukung investasi asing ke Indonesia

Sementara itu, Lakhdhir mengaku ia juga sempat bertemu dengan sejumlah perusajaan swasta AS yang tertarik berinvestasi di Indonesia.
“Saya percaya aksesi OECD atau langkah-langkah menuju keanggotaan ini akan mendukung investasi yang jauh lebih besar untuk perusahaan AS bahkan investasi asing ke Indonesia,” ungkap dia.
“Bergabungnya Indonesia di OECD juga akan meningkatkan lapangan pekerjaan yang berkualitas bagi warga Indonesia,” lanjutnya.
2. Pemerintah Indonesia luncurkan portal aksesi OECD

Di sisi lain, pemerintah terus bergerak cepat dalam upaya Indonesia menjadi anggota penuh OECD. Dalam mempersiapkan keanggotaan tersebut, pemerintah meluncurkan Portal Aksesi OECD sebagai platform yang akan digunakan Tim Nasional OECD.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD menyampaikan, tim nasional ini terdiri atas 64 kementerian/lembaga yang terbagi ke dalam 26 komite akan menggunakan portal ini untuk saling berkoordinasi terkait target dari tiap sektor. Tim Nasional juga akan menyiapkan initial memorandum yang merupakan gambaran kebijakan Indonesia yang dibandingkan dengan instrumen OECD.
“Portal Aksesi OECD menjadi sistem digital yang akan memonitor proses aksesi Indonesia sebagai anggota penuh OECD. Dalam melakukan hal ini, perlu dilakukan total football diplomacy karena Indonesia harus diterima secara konsensus,” beber Airlangga pada awal Oktober lalu.
3. Indonesia negara ASEAN pertama yang ajukan jadi anggota penuh OECD

Airlangga menyampaikan, Indonesia merupakan negara ASEAN pertama yang mendaftar sebagai anggota penuh OECD dan sudah diterima untuk proses aksesi.
“Kami berharap proses awal aksesi ini bisa terus kita jaga dengan semangat untuk memperkuat perekonomian secara nasional sehingga Indonesia memiliki standar yang setara dengan negara anggota OECD,” ujarnya.
Menteri Keuangan yang juga selaku Wakil Ketua Tim Nasional OECD Sri Mulyani mengatakan, proses aksesi Indonesia menjadi anggota OECD juga dilakukan untuk perbaikan struktural terhadap berbagai instrumen OECD, yang mana ini terkait dengan seluruh kementerian/lembaga. Substansi dari instrumen tersebut saling lintas instansi sehingga penting untuk mempunyai rasa kepemilikan dalam mengerjakan aksesi ini.
“Kita melakukan ini untuk membangun negara kita sendiri dan juga untuk memenuhi persyaratan menjadi anggota OECD. Bahwa ini kemudian menjadi baik dan Indonesia bisa menjadi anggota OECD, itu hasil akhir yang didapat,” ujar Sri Mulyani.