Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Desak Korut Berikan Semua Daftar Program Senjatanya

The Straits Times

Washington, IDN Times - Delegasi khusus Amerika Serikat untuk Korea Utara, Stephen Biegun, pada hari Kamis (31/01) menyampaikan permintaan baru dan kompleks Pemerintah Amerika Serikat kepada Korea Utara.

Dalam pernyataannya, Pemerintah Amerika Serikat meminta Korea Utara untuk memberikan semua daftar senjata dan perkembangan nuklir maupun rudal yang dimilikinya, seperti yang dilansir dari Reuters

1. Pemerintah AS membutuhkan "pemahaman yang menyeluruh"

South China Morning Post

Dikutip dari BBC, Stephen Biegun sebagai delegasi khusus Amerika Serikat untuk Korea Utara mengungkapkan bahwa Pemerintah AS sangat berkomitmen terhadap denuklirisasi Semenanjung Korea, namun dalam pelaksanannya AS membutuhkan "pemahanan yang menyeluruh" mengenai progam senjata Korea Utara.

Pemerintah Korea Utara sendiri sejak beberapa dekade yang lalu sampai saat ini terus menolak adanya isu program senjata yang mengkhawatirkan dunia. Meskipun begitu, Amerika Serikat tetap mendesak Korut untuk membeberkan semua program senjata yang dianggap dapat mengancam keamanan regional dan global. 

"Presiden Trump siap mengakhiri perang ini", ujar Stephen Beigun Delegasi Khusus AS untuk Korut. Ia juga menambahkan bahwa, "kami tidak akan menginvasi Korea Utara. Kami tidak berusaha menjatuhkan rezim (Kim Jong Un)". 

2. Jika diplomasi gagal, AS sudah menyiapkan strategi khusus

South China Morning Post

Usaha diplomasi yang dilakukan Amerika Serikat untuk menciptakan kondisi denuklirisasi di Semenanjung Korea memang membutuhkan banyak waktu. Pemerintah Amerika Serikat sendiri melihat satu-satunya cara untuk menghentikan program senjata Korut, baik itu nuklir, misil, dan lainnya, adalah melalui diplomasi bukan koersif.

Meskipun dalam kepemimpinan Presiden Donald Trump diakui sebagai Presiden AS yang memiliki "kemajuan luar biasa" terhadap masalah nuklir Korea Utara, ternyata AS masih memiliki strategi khusus jika secara tiba-tiba diplomasi gagal. Menurut Stephen Biegun, jika Korea Utara gagal memberikan semua daftar persenjataan dan program senjatanya, maka Pemerintah Amerika Serikat sudah mempersiapkan rencana "kemungkinan" yang akan digunakan untuk menangani Korut, dilansir dari Reuters.

Biegun sendiri juga mengakui sampai saat ini Pemerintah AS belum berencana mencabut sanksi sampai denuklirisasi berhasil dilaksanakan sepenuhnya, dan sanksi-sanksi tersebut kemungkinan besar menjadi salah satu rencana "kemungkinan" AS yang tidak dijelaskan oleh Stephen Biegun apabila diplomasi tidak mencapai titik terang.

3. Korea Utara setujui KTT bersama AS pada bulan Februari 2019

USA Today

Korea Utara menyatakan bahwa negaranya sudah siap melaksanakan KTT lanjutan bersama Amerika Serikat pada bulan Februari 2019 untuk membahas denuklirasi dan konsekuensi kedepannya. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo pada hari Rabu (30/01), dimana dirinya juga menambahkan jika pelaksanaan KTT ini akan berlangsung "disuatu tempat di Asia".

Hal ini menjadi salah satu faktor pendorong baru yang dapat memperbaiki ketegangan di Semenanjung Korea sejak Presiden Trump dan Kim Jong Un bertemu di Singapura dalam KTT Korut-AS pada tanggal 12 Juni 2018. Jika semua berjalan dengan lancar dan denuklirisasi Korut berhasil, maka Stephen Biegun sebagai perwakilan AS berjanji Pemerintah AS sudah siap menjelajahi seluruh potensi Korea Utara dan menanamkan modal investasi yang besar untuk pembangunan ekonomi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Karl Gading S.
EditorKarl Gading S.
Follow Us