AS Laporkan Kasus ke-2 Varian COVID-19 Inggris

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengumumkan kasus kedua varian baru COVID-19 asal Inggris yang ditemukan di California, Rabu, 30 Desember 2020. Kasus itu menandakan jika varian ini telah menyebar luas di negara yang dipimpin Presiden Donald Trump itu.
Gubernur wilayah California, Gavin Newsom mengumumkan, infeksi tersebut telah ditemukan. Hal itu diungkapkannya saat sedang melakukan percakapan online dengan Dr Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci dikutip Channel News Asia.
“Menurut saya, orang California tidak akan menganggap ini aneh. Seperti yang diperkirakan,” kata Fauci.
Namun, tak ada informasi yang dijelasakan atau rincian tentang orang yang terinfeksi varian baru yang bermutasi SARS-CoV-2 dengan kode B117
1. Infeksi COVID-19 varian baru pertama terjadi di Colorado

Pengumuman itu disampaikan sehari setelah kabar tentang infeksi varian baru yang pertama terjadi di AS. Gubernur Jared Polis menyebut, kasus pertama itu menimpa seorang pria asal Colorado.
Melalui siaran persnya, polis menyebut jika pria yang terinfeksi itu berusia 20-an tahun. Ia pun telah diisolasi di Elbert County, dan tidak memiliki riwayat perjalanan ke Inggris
Mereka mengatakan, selanjutnya para pejabat kesehatan sedang bekerja untuk mengidentifikasi kontak potensial dan kasus potensial melalui wawancara pelacakan kontak.
Ada kemungkinan, penyebaran varian itu telah menyebar di AS sejak September, tapi belum ada kepastian terkait hal tersebut.
“Kami akan memantau kasus ini dengan cermat, serta memerhatikan semua indikator COVID-19 dengan sangat cermat,” kata Polis, mengutip CNN.
Menurut laporan, pria yang terinfeksi COVID-19 asal Inggris itu merupakan Pengawal Nasional Colorado yang sedang bekerja di panti jompo saat berjuang melawan wabah tersebut. Pejabat kesehatan pun mengatakan, anggota Garda kedua mungkin juga telah terinfeksi virus yang sama.
Dr. Rachel Herlihy menyebut anggota Garda kedua itu telah dikirim pada 23 Desember untuk bekerja di panti jompo Good Samaritan Society, yakni di kota kecil Simla, daerah pedesaan sekitar 90 mil di luar Denver. Mereka termasuk di antara enam anggota Garda yang dikirim ke panti itu.
2. Virus corona baru dari Inggris

Pejabat kesehatan menyebut virus corona varian Inggris ini merupakan virus yang lebih mudah menular daripada jenis virus lainnya. Meski demikian, berbagai otoritas kesehatan dari seluruh dunia, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan varian tersebut tampaknya tidak lebih mematikan daripada jenis COVID-19 yang diidentifikasi sebelumnya.
“Varian tersebut juga tampaknya menyebar di antara kelompok usia yang lebih muda, tidak seperti jenis sebelumnya. Penting untuk waspada saat penelitian terhadap dampaknya sedang berlangsung,” kata Direktur Regional WHO Eropa, Hans Kluge di Twitter beberapa hari lalu.
Meski demikian, akibat efek penyebaran yang lebih cepat, banyak negara memutuskan untuk melarang penerbangan dari Inggris. Mereka bahkan memperlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk menahan kemunculan kasus-kasus baru.
Sejauh ini, kasus yang melibatkan virus baru ini telah dilaporkan di 15 negara. Mereka adalah Portugal, Inggris, Singapura, Afrika Selatan, Malaysia, Jerman, Belanda, Belgia dan Australia. Selain itu ada juga Denmark, Italia, Gibraltar, Lebanon, Prancis dan Amerika Serikat.
3. Penyebaran corona di dunia kasusnya mencapai 83 juta

Kemunculan virus baru itu menambah kelam kisah penyebaran wabah asal Wuhan, Tiongkok itu di seluruh dunia. Sejak ditemukan pada Desember 2019 hingga hari ini, Kamis (31/12/2020), sudah ada 83.043.709 orang secara global yang terinfeksi COVID-19. Dari total itu, 1.810.925 meninggal dunia dan 58.850.896 orang sembuh.
Saat peningkatan infeksi terus terjadi, berbagai lembaga kesehatan juga terus berlomba mengembangkan vaksin yang ampuh mencegah infeksi. Bahkan sejak beberapa minggu lalu, sejumlah negara telah mulai melakukan vaksinasi.
Negara-negara yang sudah melakukan vaksinasi termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Singapura. Ketiga negara sama-sama menggunakan vaksin Pfizer dalam prosesnya, namun di AS mereka juga telah menggunakan vaksin buatan Moderna. Inggris juga baru mengumumkan izin penggunaan AstraZeneca untuk memberikan vaksin warganya kemarin.
Panti jompo AS tempat ditemukannya infeksi varian baru itu juga menyebut, sedang bekerja sama dengan negara bagian dan berharap untuk memulai vaksinasi minggu depan.