AS Sebut Israel Bakal Mundur Sepenuhnya dari Lebanon Selatan

Jakarta, IDN Times – Utusan Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Amos Hochstein, mengatakan bahwa pasukan Israel akan mundur sepenuhnya dari Lebanon Selatan. Pernyataan itu muncul di tengah laporan bahwa Israel akan bertahan permanen di negara itu.
"Militer Israel mulai menarik pasukannya dari Naqoura, sebagian besar sektor barat, dan kembali ke wilayah Israel hari ini, di sebelah selatan Garis Biru," kata Hochstein, dilansir Al Jazeera.
Naqoura, yang berada di sektor barat perbatasan, merupakan perbatasan tak resmi dua negara. Pasukan Israel menarik diri dari wilayah tersebut setelah pasukan Lebanon dikerahkan.
“Penarikan pasukan ini akan terus berlanjut hingga seluruh pasukan Israel keluar dari Lebanon sepenuhnya,” tambah Hochstein tanpa merinci lebih lanjut.
1. Ada laporan bahwa Israel enggan tinggalkan Lebanon
Perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada November antara Israel dan Hizbullah menetapkan bahwa pasukan Israel harus meninggalkan Lebanon dalam waktu 60 hari, paling lambat tanggal 26 Januari. Namun, laporan media dari Israel menunjukkan bahwa militer Israel tidak berencana untuk menghormati tenggat waktu tersebut.
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, mengatakan setelah bertemu Hochstein pada Senin bahwa penundaan penarikan pasukan Israel dari Lebanon ditolak keras. Minggu lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa juga mengulangi seruannya agar Israel segera menarik diri dari Lebanon.
Militer Israel juga diduga melanggar perjanjian itu karena masih melancarkan berbagai serangan ke arah Lebanon. Israel berpendapat bahwa mereka sedang menegakkan perjanjian tersebut, yang menyatakan bahwa Hizbullah harus menarik pasukannya ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer dari perbatasan Israel.
2. Hizbullah berusaha menahan diri
Hizbullah kini berupaya untuk menahan diri dari berbagai pelanggaran Israel. Kelompok tersebut menyatakan bahwa pihaknya kini memberi ruang bagi pemerintah Lebanon untuk mengatasi hal tersebut.
Kendati demikian, Hizbullah tak akan tinggal diam jika serangan Israel semakin besar dan pelanggaran semakin tak terkontrol. Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan bahwa ada masanya di mana kesabaran Hizbullah bakal habis.
"Kesabaran kami mengenai pelanggaran ini mungkin akan habis dan ketika kami memutuskan untuk bertindak, Anda akan segera menyaksikannya," kata Qassem pada Sabtu, dilansir dari Anadolu Agency.
Qassem mengatakan, kelompoknya tahu kapan harus melawan, metode, dan senjata yang digunakan. Ia juga mengatakan bahwa perjanjian gencatan senjata hanya berlaku di wilayah selatan Sungai Litani, dan negara Lebanon bertanggung jawab, bersama dengan para sponsor, untuk menahan Israel dan memastikan penerapan perjanjian tersebut.
3. Kemenangan bagi Hizbullah meski mengalami pukulan berat

Selama serangannya, Israel memberi pukulan berat terhadap Hizbullah, membunuh beberapa pejabat militer dan politik tingginya, termasuk pemimpinnya yang kuat Hassan Nasrallah. Pasukan Israel juga mengklaim telah memusnahkan sebagian besar persenjataan roket kelompok itu.
Namun, Hizbullah mengklaim kemenangan setelah perang, dengan mengatakan bahwa mereka menghentikan serangan darat Israel dan menimbulkan kerusakan berat pada tentara yang menyerang. Kelompok Lebanon itu juga terus menembakkan roket dan pesawat nirawak ke Israel selama konflik berlangsung.
Pada Minggu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa negaranya akan dipaksa untuk bertindak jika Hizbullah tidak menarik diri dari perbatasan.
Penerapan Resolusi 1701, yang diadopsi pada 11 Agustus 2006, menyerukan penghentian total permusuhan antara Hizbullah dan Israel. Resolusi ini menyerukan pembentukan zona bebas senjata antara Garis Biru dan Sungai Litani di Lebanon selatan, dengan pengecualian untuk tentara Lebanon dan UNIFIL.
Konflik kedua pihak dalam setahun terakhir telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Data dari Kementerian Kesehatan Lebanon menunjukkan bahwa setidaknya 4.063 orang telah tewas, termasuk wanita, anak-anak, dan pekerja kesehatan, sementara 16.664 lainnya terluka.