ASEAN Media Forum 2024: Menghadapi Pembangunan Konektivitas Kawasan

Vientiane, IDN Times - ASEAN Media Forum yang digelar pada Senin (25/11/2024) di Crowne Plaza Hotel, Viantiane, berakhir sudah. Dalam forum yang digelar sebanyak tiga sesi itu, dibahas sejumlah isu sentral dalam perkembangan di kawasan.
Lewat kepemimpinan Laos, tema yang diusung adalah "Enhancing Connectivity and Resilience", melibatkan 30 media dari kawasan ASEAN plus Timor Leste, agar bisa memberikan pandangan terhadap isu geopolitik dan perspektif yang terjadi di kawasan ASEAN.
Salah satu bahasan yang paling menarik adalah bagaimana konektivitas dibangun di kawasan ASEAN. Isu ini begitu sentral selama Laos menjadi Ketua ASEAN, lantaran statusnya adalah satu-satunya negara di regional yang tak memiliki wilayah laut.
1. Perkuat koneksi buka potensi

Dengan situasi itu, Laos perlu mengangkat isu konektivitas karena dianggap bisa mengangkat potensi bisnis dari sejumlah negara di ASEAN. Pemangkasan global supply chain dirasa bisa terjadi ketika konektivitas diperkuat di ASEAN.
"Dengan memperkuat koneksi di regional dan sekitarnya, ada potensi dan kesempatan baru yang terbuka untuk pengembangan, inovasi, dan pertukaran kultur. Kemudian, dengan meningkatkan ketangguhan, ASEAN bisa dengan sigap merespons ketidakpastian serta tantangan dengan cepat dan tepat," ujar Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, dalam acara tersebut.
2. Komunikasi harus diperkuat pula

Komunikasi menjadi salah satu aspek yang harus diperkuat dalam konektivitas. Seluruh warga di negara ASEAN, harus menyadari pentingnya integrasi di kawasan. Sebab, hal itu bisa memperkuat dalam mempercepat peningkatan kualitas konektivitas di ASEAN.
Maka dari itu, media diharapkan bisa membantu ASEAN dalam memberikan informasi yang jelas mengenai misi di masa mendatang.
"Kita harus menginformasikan lebih banyak dan berinteraksi dengan orang-orang tentang keuntungan dari integrasi dan kerja sama regional, sekaligus meningkatkan rasa kepemilikan serta kebanggaan atas identitas ASEAN," kata Kao.
3. Media harus bisa jadi penjaga

Diharapkan oleh Kao pula, media bisa menjadi penjaga informasi di masyarakat ASEAN. Isu-isu sensitif diharapkan bisa diangkat dengan proporsi berimbang dan tak memihak. Sebab, belakangan hoaks begitu liar berkembang di media sosial, membuat kestabilan arus informasi terganggu.
"Efektivitas dan integritas media menjadi vital, sekaligus menantang. Media tradisional sekarang harus berpikir keras untuk menjangkau penggunanya, karena media sosial merajalela, khususnya di kalangan anak muda," kata Kao.