Banjir di UEA, KJRI Dubai Sempat Mati Listrik

- Tidak ada WNI yang menjadi korban banjir di Dubai, Uni Emirat Arab
- KJRI Dubai sempat terdampak banjir dan beroperasi terbatas
Jakarta, IDN Times - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan, sampai saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban banjir di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Hujan lebat yang mengguyur Dubai merupakan fenomena langka bagi negara gurun tersebut setelah hampir satu setengah abad negara tersebut tidak pernah turun hujan.
Curah hujan yang mengguyur Dubai bahkan bisa mencapai 142 milimeter dan membasahi negara tersebut selama 24 jam. Di bandara, genangan air mengalir di jalur taksi saat pesawat mendarat.
“KJRI terus melakukan pemantauan WNI di Dubai dan Emirat Utara yang mungkin terdampak cuaca ekstrem ini, khususnya melalui simpul-simpul masyarakat. Sejauh ini belum terdapat WNI yang menjadi korban dan/atau membutuhkan bantuan,” kata Judha, dalam pesan singkatnya, Rabu (17/4/2024).
1. KJRI Dubai sempat mati listrik

Sementara itu, Judha mengakui bahwa KJRI Dubai juga terdampak dengan adanya perubahan cuaca ekstrem di Dubai ini.
“KJRI sempat terdampak dengan banjir dimaksud karena terhentinya aliran listrik. KJRI sempat beroperasi secara terbatas dan tetap menerima pengaduan jika ada WNI yang membutuhkan,” ujar Judha.
“Saat ini keadaan sudah membaik meskipun masih ada genangan di beberapa tempat dan sekolah serta kantor masih beroperasi secara WFH. KJRI Dubai sudah mulai beroperasi secara penuh,” sambung dia.
2. Bandara Dubai sempat berhenti beroperasi

Bandara Dubai sempat berganti beroperasi selama hampir setengah jam akibat hujan lebat yang mengguyur negara itu karena operasi terganggu.
Otoritas bandara menyatakan, jalan akses menuju bandara juga mengalami banjir besar akibat hujan mengguyur selama 24 jam penuh di negara gurun itu.
“Ada banjir besar di jalan akses sekitar Dubai menuju bandara,” kata salah seorang petugas bandara, melansir CNN.
3. Sekolah tutup dan pegawai kantor WFH

Petir menyambar di langit Dubai hingga sesekali menyentuh ujung Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia. Akibat badai besar ini, otoritas setempat akhirnya menutup sekolah-sekolah. Adapun, sebagian besar pegawai pemerintah harus bekerja dari jarak jauh (WFH) jika dimungkinkan.
Seemntara air mengalir ke beberapa rumah hingga memaksa warga untuk menyelamatkan rumah mereka. Pihak berwenang pun berupaya mengirimkan truk dan tangki untuk memompa genangan air di jalanan Dubai.
Otoritas setempat juga mencatat adanya lansia berusia 70 tahun di Ras Al-Khaimah, emirat paling utara negara itu tewas setelah kendaraannya tersapu banjir.
Pusat Meteorologi Nasional UEA mengeluarkan peringatan cuaca untuk sebagian besar wilayah negara tersebut, termasuk Abu Dhabi, Dubai, dan Sharjah.