Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bentrokan Geng Narkoba Tewaskan 22 Orang di Ekuador

ilustrasi serangan penembakan (unsplash.com/Maxim Hopman)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 22 orang tewas akibat baku tembak antara faksi-faksi yang bersaing dari geng penyelendup narkoba di kota pelabuhan Guayaquil, Ekuador. Tiga orang juga dilaporkan terluka.

Polisi mengatakan, baku tembak terjadi pada Kamis (6/3/2025) setelah faksi-faksi rival dari geng Los Tiguerones, salah satu geng yang paling berkuasa di negara tersebut, terlibat dalam perselisihan. Surat kabar lokal melaporkan bahwa konflik itu dipicu oleh perebutan wilayah. 

1. Lebih dari 400 orang terbunuh di Guayaquil dalam beberapa bulan terakhir

Laporan menyebutkan bahwa sedikitnya 20 anggota geng bersenjata menyerang beberapa rumah di distrik Socio Vivienda, sehingga mengakibatkan banyak korban jiwa. Dalam foto dan video yang beredar di media sosial, sejumlah pria bersenjata berat tampak berlarian di sekitar distrik tersebut selama serangan berlangsung.

Menanggapi kejadian itu, puluhan pasukan keamanan dikerahkan ke wilayah tersebut, sementara petugas medis darurat bergegas membawa korban luka untuk mendapatkan perawatan.

Dengan insiden terbaru ini, jumlah korban tewas di wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir telah mencapai lebih dari 400 orang.

2. Kekerasan meningkat di Ekuador dalam beberapa tahun terakhir

Dilansir dari Al Jazeera, sekitar 20 geng kriminal yang terlibat dalam perdagangan narkoba, penculikan, dan pemerasan beroperasi di Ekuador.

Dalam beberapa tahun terakhir, kekerasan semakin marak di negara tersebut akibat pesatnya penyebaran kartel transnasional yang memanfaatkan pelabuhan, seperti Guayaquil, untuk menyelundupkan kokain ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Angka pembunuhan pun melonjak dari 6 per 100 ribu penduduk pada 2018 menjadi 47 pada 2023, yang merupakan rekor tertinggi. Para ahli mengatakan bahwa geng-geng tersebut terus berkembang dan semakin kuat berkat keuntungan dari aktivitas kriminal mereka.

3. Presiden Ekuador ingin bantuan militer asing untuk perangi kartel

Pada Februari 2025, Presiden sayap kanan Daniel Noboa, yang mencalonkan diri kembali dalam pemilu mendatang, akan meminta negara-negara sekutu untuk mengirim pasukan khusus guna memerangi kartel. Usulan ini mendapat dukungan dari banyak warga Guayaquil.

"Saya pikir (bantuan asing) memang diperlukan, polisi lokal tidak benar-benar membantu kami. Kami butuh lebih banyak pengawasan," kata warga setempat, Kathy Flor, kepada CNN.

Noboa menerapkan pendekatan tangan besi dalam memberantas kejahatan, termasuk dengan memberlakukan keadaan darurat dan mengerahkan militer ke jalan-jalan.

Namun, kelompok hak asasi manusia mengklaim bahwa penggunaan kekuatan bersenjata yang berlebihan dapat memicu pelanggaran, termasuk pembunuhan empat anak laki-laki yang mayatnya ditemukan hangus di dekat pangkalan militer baru-baru ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us