Geng Narkoba Ekuador Gunakan Ritual Santa Muerte untuk Perlindungan

Jakarta, IDN Times – Kepolisian Ekuador menemukan banyak altar Santa Muerte di markas geng narkoba di Kota Duran. Sosok yang berasal dari Meksiko ini diyakini memberikan perlindungan bagi kelompok kriminal dan diduga digunakan dalam ritual pengorbanan manusia.
Dalam penggerebekan terbaru, polisi menemukan patung Santa Muerte dikelilingi oleh uang, rokok, dan minuman keras sebagai sesajen. Seorang mantan anggota geng mengungkapkan bahwa beberapa kelompok bahkan melakukan pengorbanan manusia demi memperoleh perlindungan lebih besar.
1. Santa Muerte jadi simbol kepercayaan geng narkoba
Dilansir CBS News, geng narkoba di Ekuador percaya bahwa Santa Muerte dapat melindungi mereka dari kejaran polisi dan membantu kelancaran operasi mereka. Menurut data kepolisian, enam dari sepuluh penggerebekan pada 2024 menemukan altar Santa Muerte di lokasi persembunyian geng.
“Dalam kepercayaan mereka, Santa Muerte menjaga mereka dari bahaya dan memastikan rencana mereka berhasil,” ujar Kolonel Roberto Santamaria dari Kepolisian Duran.
Selain mendirikan altar, anggota geng juga menato gambar Santa Muerte di tubuh mereka serta mengenakan jimat berbentuk patung kecil atau kalung dengan simbolnya.
Kepercayaan ini mulai menyebar ke Ekuador sekitar 6 tahun lalu, ketika geng lokal seperti Los Choneros mendapatkan pelatihan dari kartel narkoba Sinaloa di Meksiko. Selain teknik kriminal, kartel ini juga memperkenalkan kepercayaan terhadap Santa Muerte ke dalam budaya geng di Ekuador.
2. Dugaan pengorbanan manusia dalam ritual geng

Selain memberikan sesajen berupa uang dan minuman keras, beberapa anggota geng diduga melakukan pengorbanan manusia untuk mendapatkan perlindungan dari Santa Muerte. Seorang mantan anggota geng mengaku bahwa penculikan dan pengorbanan anak-anak pernah terjadi dalam ritual tertentu.
“Mereka menculik anak-anak dari kota lain dan mengorbankannya di depan patung Santa Muerte ketika mereka ingin melakukan operasi besar,” kata seorang mantan anggota geng kepada AFP.
Meski kepolisian belum memiliki bukti konkret mengenai pengorbanan manusia, dugaan ini menambah kekhawatiran terhadap praktik yang dilakukan geng narkoba di Ekuador. Kasus serupa juga pernah terjadi di Meksiko, ketika tiga orang termasuk seorang anakdibunuh di dekat altar Santa Muerte pada November 2024.
3. Ketakutan polisi dan kontroversi di masyarakat

Keberadaan altar Santa Muerte tidak hanya berdampak pada geng narkoba, tetapi juga memengaruhi petugas kepolisian yang bertugas di wilayah tersebut. Beberapa polisi mengaku mengalami gangguan fisik setelah melakukan penggerebekan di lokasi dengan altar Santa Muerte.
“Setelah operasi, beberapa polisi melaporkan sakit kepala, pusing, dan merasa mual,” kata Santamaria.
Meski demikian, ia sendiri tidak percaya pada kekuatan yang dikaitkan dengan Santa Muerte.
Di sisi lain, penggunaan simbol Santa Muerte di masyarakat juga menimbulkan kontroversi. Meski Gereja Katolik menentang praktik ini, banyak warga Ekuador tetap menjual dan membeli patung serta simbol Santa Muerte di pasar tradisional maupun secara daring. Beberapa pihak khawatir bahwa kepemilikan barang-barang ini dapat menyebabkan kriminalisasi yang tidak adil.
“Orang-orang sudah sering dikriminalisasi karena ras dan kemiskinan mereka. Sekarang, mereka juga bisa dikriminalisasi karena kepercayaan populer,” ujar peneliti sosial Ekuador, Cristina Burneo.
Meski demikian, kepolisian Ekuador menyatakan bahwa memiliki patung Santa Muerte bukanlah tindakan ilegal, kecuali jika ditemukan bukti bahwa patung tersebut digunakan untuk menyembunyikan narkoba atau senjata.
“Di Ekuador, ada kebebasan beragama, dan memiliki patung Santa Muerte bukan kejahatan,” kata Santamaria.