Uni Eropa Akan Beri Sanksi ke Junta Militer Niger

Dukungan kepada ECOWAS yang ingin pulihkan demokrasi Niger

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell, pada Senin (23/10/2023), mengumumkan sanksi kepada junta militer Niger. Ia menyebut junta militer telah menyebabkan instabilitas politik dan memperparah krisis keamanan di Niger usai kudeta. 

Sebelumnya, junta militer Niger telah mendapat sanksi ekonomi dari ECOWAS (Economic Community of West African States) lantaran tidak bersedia mengembalikan kekuasaan kepada eks Presiden Mohamed Bazoum. Bahkan, ECOWAS sudah memberi ultimatum akan melancarkan serangan militer ke Niger. 

1. Sanksi akan diberikan kepada individu di Niger

Borrell mengatakan, sanksi yang rencananya diberlakukan oleh UE untuk Niger ini menargetkan individu. Sanksi itu ditujukan kepada pejabat militer yang melanggar sistem demokrasi, pelanggaran hak asasi manusia (HAM), dan lainnya. 

Sementara, sanksi yang diberikan termasuk dengan larangan perjalanan ke negara-negara anggota UE, pembekuan aset, dan pembatasan dana bantuan kepada entitas maupun individu yang mendapat sanksi. 

"Saya menekankan bahwa UE akan terus mendukung upaya ECOWAS dan mengirimkan pesan yang jelas bahwa kudeta militer harus dibayar mahal," tutur Borrell, dikutip Africa News.

Namun, UE memberikan pengecualian terhadap upaya kemanusiaan dalam urusan pembekuan aset kepada individu di Niger. 

Baca Juga: Junta Niger Klaim Presiden yang Digulingkan Berusaha Kabur

2. Bazoum dalam keadaan baik di Istana Kepresidenan

Uni Eropa Akan Beri Sanksi ke Junta Militer NigerCalon Presiden Niger, Mohamed Bazoum saat mengikuti pemilu. twitter.com/mohamedbazoum/

Berdasarkan kabar terbaru dari kerabat eks Presiden Bazoum pada Minggu (22/10/2023), presiden yang dilengserkan pada Juli lalu itu berada di area Istana Kepresidenan di Niamey dan dalam kondisi baik. 

"Bazoum berada di Istana Kepresidenan di Niamey dengan istri dana anak laki-lakinya. Ia juga dalam kondisi sehat dan baik. Dokter dapat berkunjung ke ruangannya dan memberikan ia makan," ungkap salah satu kerabatnya usai menghubungi Bazoum. 

Pekan lalu, junta militer Niger menuding Bazoum berniat melarikan diri dengan seluruh keluarganya menggunakan helikopter. Namun, rezim militer mengumumkan penggagalan segala upaya dari Bazoum tersebut. 

Di sisi lain, pengacara Bazoum menapik tudingan tersebut dan mengatakan bahwa kliennya tidak pernah berniat melarikan diri. Ia bahkan menyebut Bazoum tidak diperbolehkan berbicara dengan orang lain selama ditahan. 

3. Pasukan Prancis dari Niger sudah tiba di Chad

Pekan lalu, ratusan pasukan Prancis pun sudah tiba di NDjamena, Chad setelah melakukan perjalanan darat selama 9 hari dari Niger. Konvoi ini merupakan bagian dari penarikan gelombang pertama dari Niger. 

"Konvoi pasukan Prancis telah tiba di ibu kota Chad, N'Djamena tanpa adanya masalah apapun setelah melakoni perjalanan selama 9 hari," tutur juru bicara militer Prancis, Kolonel Pierre Gaudilliere, dilansir VOA News.

Ia menambahkan bahwa selama perjalanan pasukan Prancis sudah berkoodinasi dengan militer Niger. Setelah tiba di Chad, ratusan pasukan tersebut akan dipulangkan ke Prancis menggunakan pesawat. 

Dalam penarikan pasukan dari Niger, rencananya seluruh peralatan dan kendaraan militer akan dikirim ke Prancis melalui Chad dan Kamerun. Konvoi tersebut juga harus melintasi area berbahaya yang menjadi markas kelompok jihadis. 

Baca Juga: AS Tetapkan Aksi Militer di Niger Sebagai Kudeta

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya