Bus Berisi Rombongan Siswa Terjun ke Jurang di Kolombia, 17 Orang Tewas

- Proses evakuasi korban berlangsung sulit di medan terjal
- Tim penyelamat menghadapi kesulitan besar saat mengevakuasi korban dari dasar jurang dengan kondisi medan yang curam menggunakan tandu.
- Gubernur Departemen Antioquia, Andres Julian Rendon, menyampaikan bahwa helikopter Kepolisian Kolombia telah dikerahkan menuju Institut Kedokteran Forensik Medellín.
Jakarta, IDN Times – Sedikitnya 17 orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas di wilayah barat laut Kolombia pada Minggu (14/12/2025) malam. Insiden tersebut terjadi ketika sebuah bus penumpang keluar jalur dan jatuh ke dasar jurang. Korban meninggal terdiri dari 16 pelajar sekolah menengah atas berusia 16-18 tahun serta satu orang sopir. Selain itu, 21 penumpang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka setelah bus terjun sedalam 40 meter.
Para siswa diketahui berasal dari sebuah sekolah di Bello, daerah yang berdekatan dengan Medellín. Mereka saat itu tengah dalam perjalanan kembali usai merayakan kelulusan di kawasan pantai Karibia, yakni Tolu dan Covenas. Seluruh biaya perjalanan liburan tersebut ditanggung secara mandiri oleh para pelajar untuk menghabiskan waktu santai bersama.
1. Proses evakuasi korban berlangsung sulit di medan terjal

Tim penyelamat menghadapi kesulitan besar saat mengevakuasi korban dari dasar jurang dengan kondisi medan yang curam menggunakan tandu. Di sisi lain, seorang sumber di kantor wali kota Bello mengatakan kepada Agence France-Presse (AFP) bahwa pihak berwenang masih memastikan jumlah korban yang berstatus di bawah umur. Dari total korban luka, tiga orang dilaporkan berada dalam kondisi kritis.
Dilansir dari Times of India, Gubernur Departemen Antioquia, Andres Julian Rendon, menyampaikan bahwa helikopter Kepolisian Kolombia telah dikerahkan menuju Institut Kedokteran Forensik Medellín. Pesawat tersebut membawa 17 jenazah korban kecelakaan dari jalur timur laut. Seluruh jenazah terdiri atas 16 pelajar serta pengemudi bus.
2. Kesaksian penyintas dan pernyataan presiden Kolombia

Dalam rekaman video yang dibagikan Rendon melalui media sosial, seorang penyintas menceritakan detik-detik awal kecelakaan yang dialaminya.
“Saya sedang tidur dan tiba-tiba mendengar jeritan, dan sejak saat itu saya tak ingat apa-apa lagi,” kata seorang penyintas, dikutip dari Daily Sabah.
Presiden Kolombia Gustavo Petro kemudian menyampaikan ucapan duka kepada keluarga korban lewat unggahan di X.
“Saya tidak suka ketika kaum muda meninggal. Apalagi saat mereka akan belajar atau bersantai dengan gembira,” tulis Petro.
Ia juga menyatakan rasa penyesalannya atas peristiwa tersebut terhadap para korban dan keluarga mereka.
3. Situasi keamanan wilayah dan penyelidikan penyebab kecelakaan

Seorang sumber kepolisian mengungkap kepada AFP bahwa kelompok gerilya Tentara Pembebasan Nasional (ELN) masih beroperasi di area sekitar lokasi kejadian. Situasi keamanan tersebut membuat petugas pemadam kebakaran dan polisi harus menerapkan pengawalan ketat selama proses evakuasi. Di saat bersamaan, kelompok ELN memberlakukan larangan perjalanan komersial bagi warga sipil selama 72 jam di wilayah yang mereka kuasai untuk kepentingan latihan militer.
Kementerian Perhubungan Kolombia kini berkoordinasi dengan Badan Keselamatan Jalan Nasional guna memantau perkembangan serta menyelidiki penyebab kecelakaan. Faktor pemicu insiden tersebut hingga saat ini masih dalam tahap pendalaman. Sementara itu, data otoritas lalu lintas mencatat rata-rata 22 orang meninggal dunia akibat kecelakaan jalan raya setiap hari di Kolombia sepanjang 2024.



















