Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cegah Bencana Nuklir, PLTN Zaporizhzhia Berhenti Beroperasi

Ilustrasi PLTN. (Pexels.com/Pixabay)

Jakarta, IDN Times - Operasi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina, yang dikuasai Rusia sejak invasi pada 24 Februari, telah dihentikan sepenuhnya sebagai tindakan pengamanan, kata Energoatom, badan negara yang bertanggung jawab atas pembangkit tersebut, pada Minggu (11/9/2022).

Kegiatan pabrik benar-benar berhenti setelah badan tersebut memutuskan unit daya nomor 6 dari jaringan pada pukul 3.41 pagi waktu setempat, katanya dalam sebuah pernyataan.

"Persiapan sedang dilakukan untuk pendinginan dan transfer ke keadaan dingin," kata Energoatom, dikutip dari Reuters.

1. Hentikan operasi PLTN Zaporizhzhia

ilustrasi PLTN (unsplash.com/Lukáš Lehotský)

Kiev pada Rabu (7/9/2022) menyerukan penduduk di daerah yang diduduki Rusia di sekitar pabrik, yang merupakan PLTN terbesar di Eropa, untuk mengungsi demi keselamatan mereka.

Rusia dan Ukraina saling menuduh terkait siapa yang menembaki pembangkit nuklir, yang berisiko menimbulkan bencana nuklir. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, telah menyerukan agar wilayah di sekitar pabrik ditetapkan sebagai zona demiliterisasi.

Energoatom pada Sabtu (10/9/2022) menyampaikan, pihaknya memulihkan kapasitas operasional jalur komunikasi ke sistem tenaga, yang dikabarkan rusak oleh penembakan Rusia, memungkinkan pembangkit listrik itu ditenagai oleh sistem energi Ukraina.

"Oleh karena itu, keputusan dibuat untuk mematikan unit daya No. 6 dan memindahkannya ke kondisi teraman, shutdown dingin," katanya.

2. Staf PLTN disiksa oleh Rusia, ada yang meninggal

Seorang anggota layanan Rusia terlihat di kendaraan tempur infanteri BMP-3 selama latihan yang diadakan oleh angkatan bersenjata Distrik Militer Selatan di jajaran Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia Kamis (3/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.

Sebelumnya, Kepala Badan Energi Nuklir Ukraina, Petro Kotin, melaporkan bahwa pasukan Rusia telah menyiksa para staf di PLTN tersebut. Alhasil, dilaporkan dua staf meninggal dan banyak staf yang disiksa karena mendukung Ukraina.

“Pelecehan terhadap personel secara bertahap terbentuk. Dua orang dipukuli sampai mati. Kami tidak tahu di mana sekitar 10 orang sekarang, mereka dibawa (oleh Rusia) dan setelah itu kami tidak memiliki informasi tentang keberadaan mereka," kata Kotin seraya menambahkan sekitar 200 orang telah ditahan, dilansir AFP.

"Rusia mencari orang-orang pro-Ukraina dan menganiaya (memukul dan menyiksa) mereka. Orang-orang hancur secara psikologis," tambah dia.

3. Ukraina soroti rekomendasi IAEA soal zona demiliterisasi

Ilustrasi PLTN. (Pexels.com/Pixabay)

Kotin menyambung, tekanan psikologis yang berat terhadap karyawan pabrik dikhawatirkan menjadi pemicu human error, yang berujung membahayakan PLTN tersebut.

"Situasi ini harus diperbaiki sesegera mungkin," katanya.

Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA) dalam laporannya menyerukan pembentukan zona perlindungan keselamatan dan keamanan nuklir di sekitar pabrik.

Kotin justru khawatir dengan seruan itu karena dianggap multiintepretasi

"Jika ini adalah demiliterisasi pembangkit nuklir, kami mendukung sepenuhnya. Jika itu adalah penciptaan beberapa zona keamanan dengan kontrol bersama bersama dengan Rusia, maka ini tentu saja merupakan keputusan yang tidak dapat diterima bagi kami. Kami akan bersikeras menciptakan zona demiliterisasi di sekitar pabrik, termasuk dengan partisipasi kelompok penjaga perdamaian," jelas Kotin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us