Cerminkan Aspirasi, Pidato Prabowo Dipuji Erdogan Hingga Trump

- Pidato Prabowo mencerminkan aspirasi banyak negara, mendapat pujian langsung dari Trump, Erdogan, Raja Yordania, dan Presiden Peru.
- Prabowo menyoroti keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada beras dan menyerukan persatuan dunia memperjuangkan perdamaian serta sistem multilateral yang adil.
- Sidang Majelis Umum PBB tahun ini menjadi momen penting karena menandai 80 tahun berdirinya PBB. Kehadiran Prabowo menegaskan komitmen Jakarta terhadap multilateralisme.
New York, IDN Times – Pidato Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-80 mendapat sambutan positif dari sejumlah pemimpin dunia. Mulai dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, hingga Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, termasuk di antara tokoh yang menyampaikan apresiasi atas gagasan Prabowo.
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menuturkan, pujian tersebut datang baik secara langsung maupun melalui pesan elektronik.
"Tadi, setelah beliau berpidato, saya mendapat banyak pesan elektronik dari berbagai pimpinan negara ataupun lewat menteri luar negeri negara-negara lain yang memuji pidato Bapak Presiden," kata Sugiono saat memberikan pengarahan media di Markas Besar PBB, New York, Selasa (23/9/2025).
1. Cerminkan aspirasi banyak negara

Sugiono mengatakan, apresiasi diberikan karena isi pidato Prabowo dianggap mencerminkan aspirasi banyak negara. Utamanya mengenai peran PBB yang tetap relevan setelah 80 tahun berdiri.
Selain Trump dan Erdogan, Presiden Peru Dina Boluarte, serta Raja Yordania Abdullah II bin Al Hussein juga menyampaikan pujian langsung kepada Prabowo usai sesi sidang.
"Semuanya nadanya sama karena yang disampaikan oleh Pak Presiden saya kira mewakili apa yang dirasakan sebagian besar negara-negara bahwa perlu ada satu badan atau organisasi seperti PBB ini yang tetap bisa berperan dalam menjaga perdamaian dunia dan bisa menjadi tumpuan harapan bagi kesetaraan dan inklusivitas," kata Sugiono.
2. Berbicara di urutan ketiga

Dalam pidato yang disampaikan pada urutan ketiga setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden AS Donald Trump, Prabowo menyoroti sejumlah isu penting. Pertama, dia menekankan keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada beras sebagai contoh nyata pembangunan nasional. Kedua, Prabowo menyerukan agar dunia bersatu memperjuangkan perdamaian dan sistem multilateral yang adil.
"Kita harus bertindak sekarang. Kita harus memperjuangkan tatanan multilateral dengan perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan, bukan hak istimewa segelintir pihak, melainkan semua. Dengan PBB yang kuat, kita bisa membangun dunia dengan yang lemah tidak menderita karena kelemahannya, tetapi hidup dengan keadilan layak diterima," kata Prabowo.
3. 80 Tahun berdirinya PBB

Sidang Majelis Umum PBB tahun ini berlangsung istimewa karena menandai 80 tahun berdirinya PBB. Forum ini menjadi wadah utama bagi para pemimpin dunia untuk membahas isu-isu global, mulai dari perdamaian, pembangunan berkelanjutan, hingga perubahan iklim.
Kehadiran Prabowo menjadi momen penting karena merupakan presiden pertama yang hadir lagi di Sidang Umum PBB, setelah 10 tahun absen. Ini juga sekaligus menegaskan komitmen Jakarta terhadap multilateralisme.
Sejak awal bergabung sebagai anggota PBB pada 1950, Indonesia dikenal aktif dalam berbagai misi perdamaian serta memperjuangkan kepentingan negara berkembang di kancah internasional. Pidato Prabowo di New York pun menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai negara demokrasi besar yang konsisten mendorong perdamaian, kemandirian pangan, serta keadilan global.