Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Dituduh Tembak Suar ke Pesawat Filipina di Laut China Selatan

kapal militer berpatroli di Laut China Selatan (commons.wikimedia.org/Anonymous United States Navy photographer)
kapal militer berpatroli di Laut China Selatan (commons.wikimedia.org/Anonymous United States Navy photographer)
Intinya sih...
  • China kerap tembak suar peringatan bagi pesawat asingPasukan China menembakkan suar dari pulau dan pesawatnya sebagai peringatan bagi pesawat asing di Laut China Selatan.
  • Kapal-kapal China muncul di lepas pantai SubiPesawat Filipina mendeteksi kapal rumah sakit, kapal penjaga pantai China, dan 29 kapal milisi di perairan lepas pantai Subi.
  • AS kerap berpatroli di perairan yang disengketakanAS telah berpatroli di Laut China Selatan selama beberapa dekade dan berkewajiban membela Filipina jika diserang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Pasukan China menembakkan tiga suar dari sebuah pulau ke arah pesawat Filipina yang sedang melakukan patroli rutin pada Sabtu (6/12/2025) di Laut China Selatan yang disengketakan. Namun, insiden itu tidak menimbulkan masalah dan pesawat melanjutkan misi pengintaiannya.

Menurut pejabat Filipina, suar ditembakkan dari Terumbu Karang Subi yang diduduki China itu, berasal dari pesawat Cessna Grand Caravan milik biro perikanan Filipina.

Para pejabat China tidak segera mengomentari insiden tersebut. Pemerintah China telah mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, jalur perdagangan global utama, dan telah berjanji untuk dengan gigih mempertahankan kedaulatannya.

1. China kerap tembak suar peringatan bagi pesawat asing

Pasukan China telah menembakkan suar dari pulau-pulau yang didudukinya dan dari pesawatnya sebagai peringatan buat armada asing untuk menjauh dari wilayah udaranya di perairan sengketa.

"Pesawat Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan merekam rekaman video tiga suar yang ditembakkan dari terumbu karang ke arah pesawat tersebut selama penerbangan lintas sah. Penerbangan-penerbangan ini bertujuan untuk memantau lingkungan laut, menilai status sumber daya perikanan, dan memastikan keselamatan serta kesejahteraan nelayan Filipina di Laut Filipina Barat," kata penjaga pantai, menggunakan nama Filipina untuk wilayah Laut China Selatan yang diklaim Manila, seperti dilansir dari The Asahi Shimbun, Senin (8/12/2025).

2. Kapal-kapal China muncul di lepas pantai Subi

Subi Reef buatan China dengan pangkalan militernya di Laut China Selatan terlihat dari pesawat Angkatan Udara Filipina. (th.usembassy.gov)
Subi Reef buatan China dengan pangkalan militernya di Laut China Selatan terlihat dari pesawat Angkatan Udara Filipina. (th.usembassy.gov)

Pesawat patroli Filipina mendeteksi sebuah kapal rumah sakit China, dua kapal penjaga pantai China, dan 29 kapal yang diduga milik milisi berlabuh di perairan lepas pantai Subi. Hal tersebut sesuai dengan kesaksian penjaga pantai Filipina.

Subi adalah salah satu dari tujuh terumbu karang yang disengketakan dan sebagian besar terendam, diubah China lebih dari satu dekade lalu menjadi pangkalan pulau di Kepulauan Spratly, wilayah paling dipersengketakan di Laut China Selatan. Pulau-pulau buatan tersebut dilindungi oleh sistem rudal dan tiga di antaranya memiliki landasan pacu berkelas militer, menurut pejabat keamanan AS dan Filipina.

Selain Subi, pesawat patroli Filipina terbang di dekat enam pulau, terumbu karang, dan wilayah lain yang disengketakan, termasuk Sabina, sebuah kawasan tak berpenghuni yang disengketakan, tempat pesawat tersebut memantau sebuah kapal angkatan laut China.

"Kapal ini berulang kali mengeluarkan tantangan radio terhadap pesawat milik Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan saat terbang di bawah hak kedaulatan Filipina,” kata penjaga pantai Filipina.

"Semua aman dan misi selesai," kata Jay Tarriela dari penjaga pantai Filipina tentang penerbangan pengintaian.

3. AS kerap berpatroli di perairan yang disengketakan

Kapal AS (kiri) dan Filipina (kanan) sedang mengadakan patroli di Laut China Selatan. Foto diambil 31 Juli 2024. (commons.wikimedia.org/Aaron-Matthew)
Kapal AS (kiri) dan Filipina (kanan) sedang mengadakan patroli di Laut China Selatan. Foto diambil 31 Juli 2024. (commons.wikimedia.org/Aaron-Matthew)

Amerika Serikat tidak memiliki klaim teritorial di jalur laut tersebut, tetapi telah berpatroli di perairan tersebut selama beberapa dekade dan berulang kali memperingatkan ada kewajibannya membela Filipina, sekutu perjanjian tertuanya di Asia. Jika pasukan Filipina diserang, termasuk di Laut China Selatan, maka AS bisa merespons.

Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan juga terlibat dalam sengketa yang telah lama memanas di perairan yang kaya sumber daya tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in News

See More

Dua Bandar Narkoba Asal Belanda Dipulangkan ke Negaranya

08 Des 2025, 19:10 WIBNews