Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Pinjamkan Batuan Bulan Ke Universitas AS yang Didanai NASA

Ilustrasi permukaan bulan. (unsplash.com/NASA)
Ilustrasi permukaan bulan. (unsplash.com/NASA)

Jakarta, IDN Times - Badan Antariksa Nasional China (CNSA) telah mengizinkan para ilmuwan dari beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS), untuk menganalisis batuan yang diambilnya dari bulan. Sampel tersebut dikumpulkan oleh misi Chang'e-5 pada 2020.

"CNSA menyetujui pinjaman sampel bulan ke tujuh institusi dari enam negara. Serta, menandatangani perjanjian dengan lima negara lainnya. Sampel tersebut akan dibagikan kepada Prancis, Jerman, Jepang, Pakistan, Inggris, dan AS untuk penelitian ilmiah," demikian pernyataan badan tersebut dalam unggahannya di X pada Senin (28/4/2025).

Dua universitas AS yang didanai Badan Antariksa AS (NASA), Brown University dan Stony Brook University, termasuk dari institusi yang diizinkan tersebut.

1. China harapkan kerja sama ruang angkasa internasional

Kepala CNSA, Shan Zhongde, mengatakan pihaknya akan mempertahankan sikap yang semakin aktif dan terbuka dalam pertukaran dan kerja sama ruang angkasa internasional. Ini termasuk di sepanjang koridor informasi antariksa di bawah Belt and Road Initiative.

"Sampel tersebut merupakan harta karun bersama bagi seluruh umat manusia. Saya yakin lingkaran persahabatan China di luar angkasa akan terus berkembang," kata Shan, dikutip dari BBC.

John Logsdon, mantan direktur Space Policy Institute di George Washington University, mengungkapkan bahwa ada yang istimewa dari sampel Bulan Chang'e-5. Ia menyebut sampel-sampel tersebut tampaknya 1 miliar tahun lebih muda daripada sampel yang dikumpulkan dari misi Apollo.

"Ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik berlangsung di bulan lebih baru daripada yang diperkirakan orang," ujarnya.

2. Ambisi antariksa China di masa depan

The Straits Times melaporkan, China menjadi negara ketiga yang mengumpulkan batu dari permukaan bulan, dengan misi Chang'e-5 tanpa awak pada 2020. Negara tersebut bergabung dengan Uni Soviet dan AS, yang terakhir kali pergi ke bulan dan mengambil sampel pada 1972.

Pada Juni tahun lalu, Beijing berhasil menjalankan misi tanpa awak Chang'e-6. Dalam tugasnya itu, China menjadi negara pertama yang membawa kembali batu dari sisi bulan yang membelakangi Bumi.

Selanjutnya, misi Chang'e-7 tahun depan akan memiliki enam muatan internasional dan kerja sama dengan 10 negara sedang dibahas untuk misi Chang'e-8 berikutnya. Beijing berharap kedua misi ini dapat membantu menyediakan informasi yang dibutuhkan. Hal ini untuk memutuskan di mana dan bagaimana membangun pangkalan bulan berawak permanen pada 2035.

3. Tantangan kerja sama antariksa China-AS

Ilustrasi seorang astronot di luar angkasa. (pixabay.com/WikiImages)
Ilustrasi seorang astronot di luar angkasa. (pixabay.com/WikiImages)

Dalam penelitian ilmiah, peneliti China tidak dapat mengakses sampel Bulan milik NASA. Sebab, pembatasan yang diberlakukan oleh anggota parlemen AS terhadap kerja sama badan antariksa itu dengan Beijing.

Berdasarkan undang-undang tahun 2011, NASA dilarang berkolaborasi dengan China atau perusahaan milik negara tersebut. Upaya ini untuk memastikan teknologi AS tidak jatuh ke tangan militer China. NASA juga harus bekerja sama dengan FBI untuk menyatakan kepada Kongres bahwa kerja sama dengan Beijing tidak akan mengancam keamanan nasional AS.

Tahun lalu, pejabat CNSA dan NASA dilaporkan telah mencoba merundingkan pertukaran sampel Bulan. Namun, tampaknya kesepakatan itu tidak terwujud.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us