China Sebut Malaysia Airlines Harus Bayar Kompensasi Korban MH370

- Total nilai kompensasi mencapai Rp54,7 miliar untuk delapan keluarga.
- Pengadilan memutuskan Malaysia Airlines harus membayar ganti rugi sebesar 2,9 juta yuan (Rp6,8 miliar) kepada tiap keluarga korban MH370.
- Pesawat hilang pada 8 Maret 2014 dengan 239 penumpang dan awak.
Jakarta, IDN Times - Pengadilan Rakyat Menengah Beijing memutuskan Malaysia Airlines harus membayar kompensasi kepada keluarga delapan penumpang pesawat MH370 yang hilang lebih dari sepuluh tahun lalu. Putusan ini disampaikan pengadilan pada Senin (8/12/2025) setelah melalui proses hukum yang berjalan selama beberapa tahun.
Setiap keluarga korban akan menerima ganti rugi sebesar 2,9 juta yuan (Rp6,8 miliar). Keputusan tersebut menjadi tonggak penting bagi keluarga yang telah lama menuntut keadilan atas insiden hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 pada 2014.
1. Total nilai kompensasi mencapai Rp54,7 miliar untuk delapan keluarga
Menurut pengadilan, Malaysia Airlines diwajibkan membayar kompensasi kepada tiap keluarga korban, mencakup santunan atas kematian, biaya pemakaman, serta kerugian emosional akibat kehilangan anggota keluarga. Total nilai kompensasi mencapai 23,2 juta yuan (Rp54,7 miliar) untuk delapan keluarga yang menggugat.
Pengadilan menyatakan para korban secara hukum telah dinyatakan meninggal dunia.
“Pengadilan menilai para penggugat berhak atas kompensasi yang wajar sesuai ketentuan perdata yang berlaku di Republik Rakyat China,” tulis pengadilan Beijing, dilansir ABC News.
Putusan ini dikeluarkan setelah proses hukum panjang yang diajukan keluarga korban terhadap maskapai dan lembaga terkait sejak beberapa tahun terakhir. Namun, pihak Malaysia Airlines belum memberikan tanggapan resmi terhadap keputusan tersebut.
2. Jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH370
Pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang pada 8 Maret 2014 saat terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing dengan membawa 239 orang penumpang dan awak. Pesawat kehilangan kontak tak lama setelah lepas landas di atas Laut China Selatan, memicu salah satu misteri penerbangan terbesar dalam sejarah modern.
Penyelidikan menemukan beberapa puing pesawat di perairan Samudra Hindia bagian barat, tetapi lokasi utama jatuhnya pesawat tak pernah ditemukan. Melansir BBC, investigasi resmi tahun 2018 menyimpulkan bahwa penyebab pasti hilangnya MH370 tidak dapat dipastikan karena kurangnya bukti utama.
“Tidak ada informasi yang cukup untuk menentukan dengan pasti apa yang terjadi pada pesawat setelah kontak terakhir dengan pengendali lalu lintas udara,” menurut laporan Komisi Investigasi MH370 yang dirilis di Malaysia tahun 2018.
3. Keputusan pengadilan disambut dengan rasa lega oleh keluarga korban
Putusan pengadilan Beijing disambut dengan rasa lega oleh sebagian keluarga korban setelah bertahun-tahun menuntut pertanggungjawaban hukum. Kompensasi ini akan diberikan langsung kepada para keluarga melalui mekanisme hukum setempat begitu keputusan berkekuatan hukum tetap.
Salah satu perwakilan keluarga korban mengatakan bahwa keputusan ini menjadi simbol pengakuan atas kehilangan mereka yang panjang.
“Kami hanya ingin kebenaran, tetapi setidaknya kini ada bentuk tanggung jawab yang diakui oleh pengadilan,” ujarnya, dilansir Associated Press.
Meski sebagian keluarga menganggap keputusan pengadilan Beijing sebagai langkah maju, pencarian kebenaran soal nasib MH370 masih terus diharapkan oleh publik. Pemerintah Malaysia dan Australia sebelumnya menyatakan kesediaan untuk membuka kembali pencarian jika ada bukti baru yang signifikan.
















