Malaysia Mulai Lagi Pencarian Bangkai Pesawat MH370

- Pencarian fokus di zona seluas 15 ribu kilometer persegi
- Salah satu misteri penerbangan terbesar dalam sejarah
- Harapan keluarga korban untuk kepastian
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Malaysia, pada Rabu (3/12/2025) mengumumkan dimulainya kembali pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang lebih dari satu dekade lalu. Kementerian Transportasi Malaysia menyatakan operasi pencarian akan dimulai pada 30 Desember 2025.
Misi ini kembali melibatkan perusahaan eksplorasi robotik asal Amerika Serikat (AS), Ocean Infinity. Sebelumnya, operasipada April lalu sempat ditangguhkan akibat kondisi cuaca buruk di Samudra Hindia bagian selatan
1. Pencarian fokus di zona seluas 15 ribu kilometer persegi

Ocean Infinity akan melakukan operasi penyisiran dasar laut selama 55 hari. Pencarian akan berfokus di zona seluas 15 ribu kilometer persegi di Samudra Hindia bagian selatan.
Pemerintah Malaysia menyepakati kontrak berbasis hasil atau "no find, no fee" dengan perusahaan tersebut. Malaysia hanya akan membayar sebesar 70 juta dolar AS (sekitar Rp1,16 triliun) jika puing-puing utama pesawat berhasil ditemukan.
Kementerian Transportasi Malaysia belum merilis koordinat spesifik lokasi pencarian demi keamanan operasi. Namun, mereka memastikan lokasi yang diprediksi paling akurat.
"Pencarian akan dilakukan di area target yang dinilai memiliki probabilitas tertinggi untuk menemukan lokasi pesawat tersebut," ungkap Kementerian Transportasi Malaysia, dilansir The Straits Times.
2. Salah satu misteri penerbangan terbesar dalam sejarah

Pesawat Boeing 777 dengan nomor penerbangan MH370 hilang kontak pada 8 Maret 2014 dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Insiden ini menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah penerbangan dunia karena badan pesawat tak kunjung ditemukan.
Investigasi resmi yang dirilis pada 2018 menyimpulkan bahwa kontrol pesawat kemungkinan besar dimanipulasi secara sengaja agar melenceng dari jalur terbang. Namun, penyidik tidak dapat memastikan siapa yang bertanggung jawab tanpa bukti fisik dari kotak hitam atau bangkai pesawat.
Sebanyak 239 orang berada di dalam pesawat naas tersebut, termasuk 12 awak kabin dan 227 penumpang yang mayoritas warga negara China. Selain itu, terdapat pula warga negara dari Malaysia, Indonesia, Australia, India, Prancis, dan AS.
Pencarian besar-besaran yang dipimpin Australia sebelumnya telah menyisir wilayah seluas 120 ribu kilometer persegi tapi berakhir tanpa hasil pada 2017. Beberapa puing yang dikonfirmasi milik MH370 ditemukan terdampar di pantai Afrika dan pulau-pulau di Samudra Hindia.
3. Harapan keluarga korban untuk kepastian
Kelanjutan pencarian ini menjadi angin segar bagi keluarga korban yang telah menanti kepastian selama lebih dari 11 tahun. Banyak keluarga terus mendesak pemerintah untuk tidak menyerah demi mencegah tragedi serupa terulang di masa depan. Pemerintah Malaysia sendiri menyatakan prioritas mereka adalah memberikan kepastian bagi keluarga yang ditinggalkan.
Danica Weeks, istri dari penumpang asal Australia bernama Paul Weeks, menyambut baik keputusan pemerintah Malaysia ini. Ia merasa lega karena upaya menemukan jawaban atas hilangnya orang-orang tercinta belum sepenuhnya dihentikan.
"Saya benar-benar berharap fase berikutnya ini memberi kami kejelasan dan kedamaian yang sangat kami rindukan untuk kami dan orang-orang yang kami cintai sejak 8 Maret 2014," ujar Weeks, dilansir The Guardian.


















