Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kedahsyatannya Jadi Sorotan Dunia, Berapa Kecepatan Rudal Iran?

Pada malam 1 Oktober 2024, Iran melancarkan serangan terbesar yang pernah terjadi terhadap Israel dengan menembakkan 180 rudal balistik (x.com/@ashoswai)
Pada malam 1 Oktober 2024, Iran melancarkan serangan terbesar yang pernah terjadi terhadap Israel dengan menembakkan 180 rudal balistik (x.com/@ashoswai)
Intinya sih...
  • Rudal balistik menggunakan mesin roket untuk menembus atmosfer atau ruang angkasa sebelum jatuh ke target dengan lintasan melengkung.
  • Kecepatan rudal balistik diukur dalam Mach, mampu mencapai kecepatan hipersonik dan mencapai Israel hanya dalam waktu sekitar 12 menit.
  • Rudal jelajah terbang rendah dan stabil seperti pesawat tanpa awak, sulit terdeteksi radar, meski lebih lambat dari rudal balistik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kecepatan rudal yang dipakai oleh Iran kembali menjadi sorotan dunia setelah negara tersebut meluncurkan ratusan rudal balistik ke arah Israel pada Juni 2025 lalu. Serangan rudal Iran ini sebagai respons atas serangan Israel terhadap situs nuklir dan tokoh militernya.

Dilansir Al Jazeera, rudal ini bukan hanya mematikan, tetapi juga hampir mustahil dicegat karena kecepatannya yang luar biasa. Meski sebagian berhasil diadang sistem pertahanan udara Israel, sejumlah rudal tetap menghantam pusat-pusat fasilitas vital, menimbulkan kerusakan besar dan korban jiwa.

Seberapa cepat rudal Iran dapat melaju dan mengapa dunia begitu memperhatikannya? Mari simak penjelasannya.

1. Cara kerja rudal

Ilustrasi rudal. (Unsplash.com/Maciej Ruminkiewicz)
Ilustrasi rudal. (Unsplash.com/Maciej Ruminkiewicz)

Rudal balistik bekerja dengan meluncur menggunakan mesin roket yang mendorongnya menembus atmosfer atau bahkan ruang angkasa sebelum jatuh ke target dengan lintasan melengkung. Setelah mesin mati, rudal mengikuti jalur yang telah ditentukan hingga masuk kembali ke atmosfer dengan kecepatan sangat tinggi.

Kombinasi ketinggian terbang dan kecepatan menjadikannya sulit diantisipasi oleh sistem pertahanan udara. “Begitu rudal balistik dilepaskan, waktu reaksi untuk mencegahnya sangat terbatas,” tulis Al Jazeera.

2. Berapa kecepatan yang dapat dicapai rudal?

Ilustrasi peluncuran rudal balistik antarbenua yang dilakukan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat pada tahun 2020. (Wikimedia Commons, U.S. Air Force photo by Michael Peterson)
Ilustrasi peluncuran rudal balistik antarbenua yang dilakukan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat pada tahun 2020. (Wikimedia Commons, U.S. Air Force photo by Michael Peterson)

Kecepatan rudal balistik diukur dalam Mach, di mana Mach 5 berarti lima kali kecepatan suara atau sekitar 6.125 km/jam. Beberapa rudal jarak jauh Iran mampu melaju dengan kecepatan hipersonik, membuatnya dapat mencapai Israel hanya dalam waktu sekitar 12 menit.

Kecepatan ini membuat pencegatan menjadi tantangan besar, apalagi jika rudal dilengkapi umpan untuk mengelabui radar. Gabungan kecepatan, jangkauan, dan teknologi penghindar membuat rudal balistik menjadi senjata yang menakutkan.

3. Perbandingan rudal balistik dan rudal jelajah

Sistem anti-rudal Israel atau Iron Dome mencegat roket-roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza terlihat dari kota Ashkelon, Israel, Rabu (10/5/2023). ANTARA FOTO/Reuters/Amir Cohen/nym.
Sistem anti-rudal Israel atau Iron Dome mencegat roket-roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza terlihat dari kota Ashkelon, Israel, Rabu (10/5/2023). ANTARA FOTO/Reuters/Amir Cohen/nym.

Berbeda dengan rudal balistik, rudal jelajah terbang rendah dan stabil seperti pesawat tanpa awak, sehingga lebih sulit terdeteksi radar. Namun, rudal jelajah jauh lebih lambat, bahkan butuh hampir dua jam untuk mencapai Israel.

Meski demikian, jalur terbang rendah dan kemampuan manuver rudal jelajah membuatnya efektif dalam menghindari pertahanan udara. Kecepatan bukan satu-satunya faktor mematikan dari rudal, kemampuan menyelinap juga menjadi kunci.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us