Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Delegasi Ukraina Pukul Delegasi Rusia di Turki, Kenapa?

Seorang anak lelaki mengibarkan bendera Ukraina saat reli mendukung Ukraina dan memprotes Rusia, di Air Terjun Niagara, Kanada, Minggu (30/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Nick Iwanyshyn.

Jakarta, IDN Times - Delegasi Ukraina dan Rusia terlibat perkelahian saat berada di dalam satu pertemuan Organisasi Kerja Sama Ekonomi Negara-Negara Laut Hitam di Ankara, Turki.

Anggota Parlemen Ukraina, Oleksandr Marikovski memukul delegasi Rusia, Ola Timofeeva usai bendera Ukraina yang dipegang Marikovski direbut paksa oleh Timofeeva ketika sedang melakukan wawancara.

Dilansir dari NBC, Sabtu (6/5/2023), Marikovski juga mengunggah video dirinya memukul delegasi Rusia di akun Facebook-nya.

1. Delegasi Ukraina sempat protes dengan kehadiran Rusia

Pada hari sebelumnya, sejumlah delegasi Ukraina dilaporkan sempat bentrok dengan petugas keamanan karena memprotes kehadiran delegasi Rusia dalam pertemuan tersebut.

Keributan ini mendapat kecaman dari Turki dengan mengeluarkan kecaman keras dan teguran.

“Saya mengecam perilaku yang mengganggu lingkungan damai yang ada di Turki,” sebut Ketua Parlemen Turki, Mustafa Sentop.

2. Ukraina bantah ingin bunuh Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri)/ (Presiden Rusia, Vladimir Vladimirovich Putin. twitter.com/KremlinRussia_E, Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina (Twitter.com/ Володимир Зеленський))

Sementara itu, ketegangan makin menjadi ketika ada 2 drone yang terbang di atas Istana Kremlin, pekan ini. Rusia menuding aksi tersebut adalah aksi Ukraina dan Amerika Serikat (AS).

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, membantah keras tuduhan Rusia bahwa pasukannya melakukan serangan drone ke Istana Kremlin untuk membunuh Presiden Rusia, Vladimir Putin.

“Kami tidak pernah menyerang Putin atau Moskow,” tegas Zelenskyy.

Zelenskyy menegaskan, pasukannya hanya berperang di wilayahnya yang terlebih dahulu diserang oleh Rusia. Pasukan Ukraina hanya berusaha untuk mempertahankan wilayahnya.

3. Rusia bisa serang Istana Presiden Ukraina

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (twitter.com/ZelenskyyUa)

Seorang analis pertahanan Rusia mengatakan, serangan itu terjadi di luar jam kerja.

“Pada malam hari, Putin tampaknya tidak berada di Kremlin. Dia pergi ke sana selama jam kerja dan tidak tinggal di sana,” kata Pavel Felgenhauer, analis pertahanan di Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet.

Felgenhauer menambahkan, Rusia bisa memerintahkan pasukannya di Ukraina untuk menyerang kantor kepresidenan di Kiev tengah sebagai pembalasan.

Sementara, parlemen atau Duma Rusia yang merupakan sekutu Putin, Vyacheslav Volodin, menyerukan untuk menghancurkan rezim Kiev. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us