Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Demo Iklim Terbesar Terjadi di Belanda, Diganggu oleh Isu Palestina

Ilustrasi protes iklim. (Unsplash.com/Markus Spiske)

Jakarta, IDN Times - Puluhan ribu orang menggelar demonstrasi seputar iklim di Amsterdam pada Minggu (12/11/2023). Protes dilakukan 10 hari menjelang pemilu nasional.

Demonstrasi diikuti oleh Greta Thunberg, aktivis iklim muda asal Swedia. Selain itu, mantan kepala iklim Uni Eropa Frans Timmermans, yang akan memimpin gabungan partai Buruh dan Hijau juga ikut ambil bagian dalam protes.

1. Unjuk rasa diikuti 70 ribu orang

Ilustrasi protes iklim. (Unsplash.com/Markus Spiske)

Dilansir Associated Press, penyelenggara protes mengklaim bahwa unjuk rasa diikuti oleh 70 ribu orang orang, dan menyebutnya sebagai protes iklim terbesar yang pernah ada di Belanda.

“Kita hidup di masa krisis, yang semuanya merupakan akibat dari pilihan politik yang diambil. Hal ini harus dilakukan dan dapat dilakukan secara berbeda,” kata penyelenggara Koalisi Krisis Iklim.

Meskipun koalisi tersebut mencakup gerakan pemuda Fridays for Future, tapi para pengunjuk rasa berasal dari segala usia dan mencakup kontingen besar petugas medis berjas putih yang membawa spanduk bertuliskan, "Krisis iklim = krisis kesehatan".

“Saya seorang dokter anak. Saya di sini membela hak-hak anak. Anak-anak adalah pihak pertama yang terkena dampak perubahan iklim," ujar Laura Sonneveld.

2. Isu iklim bukan pilihan utama dalam pemilu

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir Reuters, protes ini dilakukan 10 hari sebelum Belanda mengadakan pemungutan suara. Kampanye pemilu sejauh ini didominasi oleh diskusi mengenai migrasi dan kenaikan biaya hidup. Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan, isu iklim secara umum menempati peringkat lebih rendah dalam daftar prioritas kebanyakan orang.

Koalisi yang dipimpin Timmermans menjadikan penanganan iklim sebagai salah satu isu utamanya. Koalisi itu menduduki peringkat ketiga, di belakang dua partai konservatif yang lebih menekankan perlunya membatasi migrasi.

“Sudah waktunya bagi kita untuk memprotes keputusan pemerintah. Saya harap ini mempengaruhi pemilu," kata Margje Weijs, guru bahasa Spanyol.

3. Greta Thunberg memberikan perempuan Palestina dan Afghanistan kesempatan bersuara

Aktivis iklim Greta Thunberg. (Twitter.com/Greta Thunberg)

Thunberg dalam unjuk rasa ini mengundang seorang perempuan Palestina dan Afghanistan untuk berbicara di atas panggung.

“Sebagai gerakan keadilan iklim, kita harus mendengarkan suara mereka yang tertindas dan mereka yang memperjuangkan kebebasan dan keadilan. Jika tidak, tidak akan ada keadilan iklim tanpa solidaritas internasional,” kata Thunberg.

Setelah kedua perempuan tersebut diberikan kesempatan berbicara, Thunberg melanjutkan pidatonya. Tapi seorang pria, yang mengenakan jaket bertuliskan nama kelompok bernama Water Natuurlijk yang telah memilih anggota dewan air Belanda, naik ke panggung menyela pembicaraan.

“Saya datang ke sini untuk demonstrasi iklim, bukan pandangan politik,” kata pria itu sebelum diturunkan dari panggung.

“Pada dasarnya, dia memberikan waktunya kepada kami,” kata Sahar Shirzad, perempuan Afghanistan, yang diizinkan naik ke panggung.

Sebelum Thunberg naik ke panggung, acara tersebut sempat terhenti karena sekelompok kecil aktivis di depan massa mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan seruan pro-Palestina.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us