Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Demonstran Bangladesh Bakar Rumah Keluarga Eks PM Sheikh Hasina

Ilustrasi kebakaran. (unsplash.com/Jay Heike)
Intinya sih...
  • Ribuan pengunjuk rasa di Bangladesh menghancurkan dan membakar bekas rumah keluarga mantan PM Sheikh Hasina.
  • Hasina menuduh pemerintahan sementara mengambil alih kekuasaan dengan cara tidak konstitusional.
  • Pengunjuk rasa menuntut eksekusi Hasina atas ratusan kematian selama pemberontakan tahun lalu terhadapnya.

Jakarta, IDN Times - Ribuan pengunjuk rasa di Bangladesh telah menghancurkan dan membakar bekas rumah keluarga mantan perdana menteri (PM) yang digulingkan, Sheikh Hasina. Serangan itu terjadi pada Rabu (5/2/2025).

Itu dipicu oleh pidato yang direncanakan Hasina untuk disampaikan kepada para pendukungnya di media sosial dari pengasingan di negara tetangga India. Ia juga mengutuk serangan tersebut dan menuntut keadilan.

"Mereka dapat merobohkan sebuah bangunan, tetapi tidak dengan sejarahnya. Sejarah akan membalas dendam," kata Hasina dalam pidatonya.

Ia juga mendesak rakyat Bangladesh untuk menentang pemerintahan sementara, dan menuduh mereka mengambil alih kekuasaan dengan cara yang tidak konstitusional, dilansir Al Jazeera.

1. Ratusan orang mengepung rumah ayah Hasina, pendiri Bangladesh

Rumah yang dihancurkan di Dhaka tersebut, dulunya adalah rumah mendiang ayah Hasina, Sheikh Mujibur Rahman, yang memimpin kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan pada 1971. Bangunan itupun telah dialihfungsikan oleh Hasina menjadi museum.

Polisi mengatakan kepada layanan Bengali BBC, bahwa sekitar 700 pengunjuk rasa muncul di kediaman tersebut, dan puluhan petugas polisi dikerahkan.

Menurut laporan, ribuan pengunjuk rasa, sebagian bersenjata tongkat, palu, dan peralatan lainnya, berkumpul di sekitar rumah bersejarah dan monumen kemerdekaan. Sementara yang lain membawa derek dan ekskavator, guna menghancurkan bangunan tersebut. Foto-foto yang diunggah di media sosial menunjukkan bangunan itu hampir rata dengan tanah, sementara beberapa bagiannya terbakar habis.

Daily Star melaporkan, bahwa gelombang serangan yang terjadi juga menargetkan beberapa rumah dan bisnis milik pendukung partai Hasina di Liga Awami. Disebutkan, aksi tersebut diselenggarakan bersamaan dengan seruan yang lebih luas, yang dijuluki 'Prosesi Buldoser', guna mengganggu pidato daring Hasina yang terjadi pada Rabu malam.

2. Bentuk kemarahan rakyat Bangladesh terhadap Hasina

Para pengunjuk rasa banyak yang berpihak pada kelompok Mahasiswa Melawan Diskriminasi, dan telah menyatakan kemarahan mereka atas pidato Hasina yang mereka anggap sebagai tantangan terhadap pemerintahan sementara yang baru dibentuk.

Seorang pemimpin mahasiswa dari kelompok tersebut, Hasnat Abdullah, mengatakan telah memperingatkan media massa tentang pidato Hasina dan mengumumkan di Facebook pada Rabu bahwa 'Malam ini Bangladesh akan dibebaskan dari tempat ziarah fasisme'.

Pengunjuk rasa lainnya, Mohammed Arefin, menuturkan tidak ada alasan bagi rumah itu untuk tetap berdiri. Menurutnya, para mahasiswa telah membentuk pemerintahan melalui revolusi, maka pihaknya merasa sah untuk menghancurkannya.

Para pengunjuk rasa juga meneriakkan slogan-slogan yang mengkritik India, tempat Hasina melarikan diri dari Bangladesh pada Agustus lalu setelah pemberontakan mematikan yang dipimpin mahasiswa yang menentang kekuasaannya. Hasina dituduh mengawasi pembunuhan di luar hukum dan menekan suara oposisi selama 15 tahun pemerintahannya. Para kritikus juga menuduhnya membungkam perbedaan pendapat.

Banyak pengunjuk rasa juga meneriakkan slogan-slogan yang menuntut eksekusi Hasina atas ratusan kematian selama pemberontakan tahun lalu terhadapnya. Insiden tersebut menjadi salah satu pergolakan terburuk di negara itu sejak kemerdekaan. 

Gerakan yang dipimpin mahasiswa di balik protes tersebut telah menyuarkaan rencana untuk membongkar konstitusi negara tahun 1972. Alasannya, regulasi tersebut adalah perwujudan warisan pemerintahan ayah Hasina.

3. Kondisi Bangladesh setelah Hasina melarikan diri ke India

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina (kiri) saat bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di New Delhi (22/6/2024). (x.com/Narendra Modi)

Pemerintahan sementara Bangladesh yang dipimpin oleh Muhammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian, telah menjaga negara tetap berjalan. Namun, pemerintah kesulitan meredakan kerusuhan yang masih berlangsung. Ribuan demonstran turun ke jalan dalam beberapa bulan terakhir dan menuntut agar Hasina diadili atas tindakan kerasnya yang mematikan terhadap demonstran mahasiswa.

Di sisi lain, Yunus telah berupaya meminta ekstradisi Hasina. Namun, India belum menanggapinya. Ia juga menuduh Hasina memalsukan pertumbuhan ekonomi Bangladesh dan mencuci uang miliaran dolar selama pemerintahannya. Yunus berjanji akan menggelar pemilu pada akhir 2025 atau awal 2026.

Hasina pernah dipuji sebagai ikon pro-demokrasi. Akan tetapi, reputasinya memburuk setelah menjabat. Ia dituduh melakukan kecurangan pemilu dan memenjarakan para pengkritiknya. Pemerintahannya secara luas juga dianggap korup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us