Bangladesh Minta India Ekstradisi Eks PM Hasina

Jakarta, IDN Times - Bangladesh pada Senin (23/12/2024) meminta India untuk mengekstradisi Perdana Menteri (PM) yang digulingkan, Sheikh Hasina, ke Dhaka. Hasina melarikan diri ke New Delhi pada Agustus lalu di tengah protes yang mengakhiri 15 tahun kekuasaannya.
"Kami mengirimkan pesan verbal kepada pemerintah India yang mengatakan bahwa Bangladesh menginginkan dia (Hasina) kembali ke sini (Dhaka) untuk proses peradilan," kata penasihat urusan luar negeri Bangladesh, Touhid Hossain.
Protes besar-besaran dimulai pada Juli lalu ketika gerakan yang dipimpin mahasiswa menentang kuota pekerjaan di sektor publik. Demonstrasi kemudian meningkat menjadi kerusuhan paling mematikan sejak kemerdekaan Bangladesh pada 1971, dengan polisi dituduh melakukan penembakan terbuka terhadap para demonstran.
Dilansir Reuters, New Delhi mengatakan bahwa Hasina datang ke India dalam waktu singkat karena alasan keamanan dan terus tinggal di sana. Pihaknya tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
1. Hasina akan diadili atas berbagai dakwaan di Bangladesh
Kepala pemerintahan sementara Bangladesh, Muhammad Yunus, menuntut agar India memulangkan Hasina sehingga pihaknya dapat mengadili pemimpin yang digulingkan itu. Hasina dituduh atas apa yang dikatakan sebagai kejahatan terhadap pengunjuk rasa dan lawan-lawannya, serta kejahatan selama 15 tahun masa jabatannya.
Hasina menghadapi berbagai dakwaan, antara lain kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, dan pembunuhan, meski dirinya menyangkal tuduhan tersebut. Selain itu, Yunus juga geram dengan mantan pemimpin itu karena mengkritik pemerintahannya di New Delhi.
Pemerintahan Yunus mengungkapkan bahwa sekitar 1.500 orang tewas dalam protes tersebut dan 3.500 orang mungkin diculik secara paksa selama pemerintahan Liga Awami Hasina. Yunus telah berjanji untuk menjamin keadilan bagi para korban dari apa yang disebutnya sebagai kemurkaan rezim otokratis.
2. Putra Hasina kritik permintaan ekstradisi Bangladesh

Sementara itu, putra Hasina yang tinggal di Amerika Serikat (AS) mengkritik tindakan pemerintah melalui unggahan Facebook pribadinya. Dia mempertanyakan proses dan kredibilitas pengadilan yang menangani dakwaan terhadap ibunya.
"Para hakim dan jaksa yang ditunjuk oleh rezim yang tidak dipilih untuk melakukan proses persidangan yang lucu melalui Pengadilan Kejahatan Internasional menjadikannya perburuan politik yang mengabaikan keadilan dan menandai serangan gencar lainnya untuk mengadili kepemimpinan Liga Awami (Hasina)," tulis Sajeeb Wazed, dikutip dari AP.
Pengadilan Kejahatan Internasional yang bermarkas di Dhaka telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Hasina dan para pembantu dekatnya. Bangladesh juga meminta bantuan Interpol untuk menangkap mantan pemimpin tersebut.
"Pengadilan kanguru dan permintaan ekstradisi (Hasina) terjadi ketika ratusan pemimpin dan aktivis dibunuh di luar hukum, dituduh melakukan pembunuhan yang keterlaluan, penahanan ilegal ribuan orang oleh penegak hukum dan serangan kekerasan termasuk penjarahan, vandalisme dan pembakaran terjadi tanpa mendapat hukuman," sambungnya.
3. India-Bangladesh berupaya membangun hubungan yang konstruktif

Kementerian Luar Negeri India mengonfirmasi permintaan Bangladesh, meski tidak segera memberikan rinciannya. Hubungan antara dua negara Asia Selatan itu menjadi tegang sejak Hasina melarikan diri ke New Delhi dan protes India terhadap kekerasan kelompok minoritas di Bangladesh.
Permintaan Dhaka muncul dua minggu setelah Menteri Luar Negeri India mengunjungi Bangladesh. Kedua negara menyatakan harapannya untuk menghilangkan hambatan dan mengupayakan hubungan yang konstruktif.
Penasihat Dalam Negeri Bangladesh, Jahangir Alam Chowdhury, mengatakan New Delhi dan Dhaka memiliki perjanjian pertukaran tahanan. Dia menyebut permintaan ekstradisi akan dilaksanakan berdasarkan perjanjian tersebut, mengutip The Times of India.