Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Di Rakernas NasDem, Mahathir Mohamad Bicara soal Kepemimpinan

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad tiba di Nasdem Tower, Jumat (17/5/2022). Mahathir disambut oleh Ketua Umum Nasdem Surya Paloh. (IDN Times/Melani Putri)
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad tiba di Nasdem Tower, Jumat (17/5/2022). Mahathir disambut oleh Ketua Umum Nasdem Surya Paloh. (IDN Times/Melani Putri)

Jakarta, IDN Times - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberikan kuliah umum dalam Rapat Kerja Nasional Partai NasDem pada hari ini, Jumat (17/6/2022). Mahathir membicarakan soal kepemimpinan nasional salah satunya adalah seorang pemimpin harus memperhatikan rakyat.

Sebelum memberikan kuliah umum, Mahathir terlebih dulu disambut Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower sekitar pukul 12.00 siang, hari ini.

1. Pemimpin harus bisa merasakan keresahan rakyat

Eks PM Malaysia Mahathir Mohamad. (IDN Times/Sonya Michaella)
Eks PM Malaysia Mahathir Mohamad. (IDN Times/Sonya Michaella)

Tun M, panggilannya, mengatakan bahwa sistem demokrasi sebuah negara membebaskan untuk rakyatnya memilih pemimpin yang dirasa mampu untuk memimpin negaranya.

“Pemimpin itu harus berkemampuan untuk merasakan degup jantung dan nadi rakyat. Memahami keresahan dan impian rakyat,” kata Tun M, di Rakernas Partai NasDem, Jumat (17/6/2022).

“Yang penting adalah apa yang harus dilakukan pemimpin terpilih untuk melaksanakan peranan dan tanggung jawab terhadap rakyat, supaya mencapai kedudukan sebagai pemimpin nasional,” sambungnya.

2. Mencapai tahap kepemimpinan nasional dengan memperhatikan rakyat

instagram.com/chedetofficial
instagram.com/chedetofficial

Tun M yang berusia 97 tahun ini berpendapat bahwa untuk mencapai tahap kepemimpinan nasional dengan memperhatikan rakyat.

“Untuk mencapai tahap kepemimpinan nasional perlu pendamping dan pemikiran rakyat dan empati terhadap rakyat yang dia perjuangkan yaitu nasib dan masa depan mereka,” ucap Tun M lagi.

Menurutnya, jika sebelum terpilih, para calon pemimpin ini memiliki janji-janji untuk rakyat, maka setelah terpilih, sudah jadi tanggung jawabnya untuk memastikan memperjuangkan rakyat.

3. Kepemimpinan nasional harus berani ambil keputusan

Eks PM Mahathir Mohamad (ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha)
Eks PM Mahathir Mohamad (ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha)

Mahathir menceritakan bagaimana ia berani mengambil keputusan saat ia menjadi perdana menteri kala itu. Mahathir yang seorang dokter mengaku mengaplikasikan tindakan medis untuk mengambil keputusan saat ia memimpin Negeri Jiran.

“Kita perlu diagnosa, apa penyakit yang menjangkit atau diidap rakyat dan negara. Setelah paham, kita perlu mencari remedy atau obatnya supaya penyakit itu dapat diobati. Ada kalanya penyakit itu sudah terlalu lama dan menular sehingga mengakar dan harus dipotong untuk menyelamatkan bagian-bagian yang lain,” tegasnya.

Mahathir kembali menekankan bahwa keputusan yang berani harus bisa diambil oleh seorang pemimpin meski hasilnya pahit sekalipun. Karena jika seorang pemimpin tak berani membuat keputusan, maka rakyatnya yang harus membayar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us