Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Di Tengah Wacana Damai, Rusia Tembakkan Rudal ke Ukraina dari 2 Laut

ilustrasi kendaraan peluncur rudal Rusia (Facebook.com/Минобороны России)

Jakarta, IDN Times - Rusia menghantam Ukraina dengan rudal jelajah dari Laut Hitam dan Laut Kaspia, dan rudal hipersonik dari wilayah udara Krimea, menurut kementerian pertahanan Rusia, Minggu (20/3/2022). Juru bicara kemhan Igor Konashenkov mengatakan Rusia telah menyerang infrastruktur militer Ukraina pada Sabtu (19/3/2022) malam dan Minggu pagi.

"Rudal jelajah Kalibr diluncurkan dari perairan Laut Hitam ke pabrik Nizhyn yang memperbaiki kendaraan lapis baja Ukraina yang rusak dalam pertempuran," kata dia, dilansir Reuters.

1. Rusia juga tembakkan rudal dari wilayah udara Krimea

Puing-puing berserakan di sekitar lubang di sebuah jalan di lokasi dimana beberapa rumah yang rusak akibat ledakan, menyusul serangan udara di Bila Tserkva, Kyiv Oblast, Ukraina, Sabtu (5/3/2022), dalam foto yang didapatkan dari media sosial. (ANTARA FOTO/Kyiv Oblast Police/Handout via REUTERS/WSJ/cfo)

Rudal serupa juga ditembakkan dari Laut Kaspia dan rudal hipersonik Kinzhal (Dagger) dari wilayah udara Krimea untuk menghancurkan gudang penyimpanan bahan bakar milik militer Ukraina, kata Konashenkov. Krimea adalah semenanjung di Ukraina yang dicaplok oleh Rusia pada 2014.

Rusia juga menghantam pusat persiapan militer Ukraina, tempat para petempur asing bergabung dengan pasukan Kiev.

2. Kekhawatiran Barat

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. twitter.com/KremlinRussia_E; twitter.com/POTUS

Invasi Rusia di Ukraina telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan lebih dari tiga  juta orang mengungsi. Barat telah menjatuhkan beragam sanksi pada Rusia, yang dianggap Kremlin sebagai pernyataan perang ekonomi oleh AS dan sekutunya. Tapi Rusia bergeming dan tetap melancarkan serangan.

Ada kekhawatiran perang itu meluas menjadi konflik Rusia dan Amerika Serikat, dua negara nuklir terbesar di dunia, tulis Reuters.

Kini, Barat menantikan apakah negosiasi bilateral antara Rusia-Ukraina dapat segera mengakhiri perang. Langkah spesifik apa yang akan ditempuh pemerintah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tetap menjadi misteri bagi para pemimpin Barat, menurut pejabat AS dan Eropa, tulis The Washington Post. Barat penuh kekhawatiran karena pembicaraan bilateral kedua negara akan membawa implikasi yang lebih luas bagi keamanan Eropa

3. Pembicaraan damai Rusia-Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri)/ (Presiden Rusia, Vladimir Vladimirovich Putin. twitter.com/KremlinRussia_E, Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina (Twitter.com/ Володимир Зеленський))

Sejak awal invasi, Presiden Vladimir Putin mengatakan "operasi militer khusus" itu diperlukan karena AS memanfaatkan Ukraina untuk mengancam negaranya. Putin mengatakan dia harus melindungi warga berbahasa Rusia dari ancaman "genosida" Ukraina. Di sisi lain, Ukraina mengatakan mereka bertempur demi keberadaan negara itu. Mereka juga menyebut tuduhan genosida Putin sebagai omong kosong.

Kini, setelah invasi memasuki pekan keempat, Putin menyatakan Moskow siap mencari solusi bagi konflik Rusia-Ukraina dalam perundingan dengan pihak Ukraina. Putin mengatakan solusi yang dicari pihak Rusia harus sejalan dengan "pendekatan berprinsip" negaranya. Sikap itu ia sampaikan saat berbicara via telepon dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Jumat (18/3/2022), dilansir Xinhua.

Kantor Presiden Rusia, Kremlin, menyebutkan bahwa Putin mengkritik Kiev karena "mencoba menunda proses negosiasi dengan segala cara, dengan mengajukan proposal yang mereka nilai "semakin tidak realistis."  

Sehari setelahnya, Zelenskyy pada Sabtu (19/2/2022), mengatakan siap untuk bicara dengan Rusia. DIa menyerukan pembicaraan damai yang komprehensif dengan Moskow. 

"Saya ingin semua orang mendengar saya sekarang, terutama di Moskow. Waktunya telah tiba untuk pertemuan, saatnya untuk berbicara," katanya dalam pidato video yang dirilis pada Sabtu dini hari, dilansir Reuters.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us