Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Diminta Putra Mahkota Saudi, Trump Siap Turun Tangan Damaikan Sudan

Setibanya di Bandara Internasional King Khalid di Riyadh pada 13 Mei 2025, Presiden AS Donald Trump tampak berbincang dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman Al Saud.
Setibanya di Bandara Internasional King Khalid di Riyadh pada 13 Mei 2025, Presiden AS Donald Trump tampak berbincang dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman Al Saud. (Foto Resmi Gedung Putih oleh Daniel Torok, Public Domain, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Trump mulai bergerak usai penjelasan Putra Mahkota
  • Pertempuran di Sudan masih berlangsung sengit
  • Sejumlah kesepakatan disetujui Trump dan Putra Mahkota Saudi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan akan mulai terlibat langsung dalam upaya mengakhiri perang di Sudan. Pernyataan itu disampaikan setelah diminta Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Komitmen itu disampaikan Trump saat berbicara dalam konferensi investasi Saudi di Washington, yang mempertemukan pejabat tinggi AS dan negara-negara Teluk.

Trump mengatakan isu Sudan awalnya bukan bagian dari prioritas kebijakan luar negeri AS. Namun pandangannya berubah setelah mendengar penjelasan mendalam dari Putra Mahkota mengenai dinamika konflik, sejarahnya, dan dampaknya terhadap kawasan.

“Yang Mulia ingin saya melakukan sesuatu yang sangat kuat yang berkaitan dengan Sudan,” ujar Trump.

Ia menambahkan keterlibatannya sebelumnya tidak direncanakan.

“Hal itu tidak ada dalam rencana saya untuk terlibat, saya kira itu hanya sesuatu yang gila dan di luar kendali,” kata Trump, seraya menyatakan kini memahami pentingnya masalah itu bagi para pemimpin kawasan dan tamu konferensi.

Dalam unggahan di Truth Social, Trump menekankan skala kekerasan dan krisis kemanusiaan di Sudan.

“Kejahatan luar biasa sedang terjadi di Sudan,” tulisnya.

“Sudan telah menjadi tempat paling kejam di Bumi dan, demikian pula, krisis kemanusiaan terbesar,” sambung Trump.

Arab Saudi termasuk anggota kelompok yang disebut Quad, yang juga mencakup AS, Uni Emirat Arab, dan Mesir, yang bekerja mencari solusi bagi penghentian perang. Trump mengatakan Amerika akan bekerja dengan kelompok itu untuk mengupayakan akhir konflik.

1. Trump mulai bergerak usai penjelasan Putra Mahkota

Pangeran Saudi Mohammed bin Salman bertemu dengan Donald Trump (Wikimedia.org/The White House)
Pangeran Saudi Mohammed bin Salman bertemu dengan Donald Trump (Wikimedia.org/The White House)

Putra Mahkota Mohammed bin Salman memberi penjelasan rinci mengenai akar konflik dan konteks sosial-politik Sudan kepada Trump, yang disebut membuat Presiden AS berubah sikap.

“Ia menjelaskan seluruh budaya dan seluruh sejarah,” kata Trump, menambahkan bahwa penjelasan itu sangat menarik. “Sungguh menakjubkan untuk didengar,” ujarnya, dikutip dari The National, Kamis (20/11/2025).

“Dan, Anda tahu, kami sudah mulai bekerja pada itu,” sambungnya.

Keterlibatan Saudi dalam upaya mediasi bukan hal baru. Riyadh telah lama memainkan peran diplomatik di kawasan dan merupakan salah satu penggagas pembicaraan yang berupaya meredakan ketegangan Sudan.

Trump menilai dukungan regional penting untuk menekan pihak-pihak yang bertikai agar menerima gencatan senjata. Sanksi internasional terhadap pejabat militer dan paramiliter Sudan sebelumnya diberlakukan oleh beberapa negara, termasuk AS, yang menuduh mereka melakukan kejahatan perang dan tindakan yang memperburuk stabilitas.

Trump menegaskan Amerika akan mengoordinasikan langkah-langkahnya dengan mitra Quad. Langkah Trump juga mencerminkan penekanan baru pemerintahan terhadap penyelesaian diplomatik konflik yang memiliki implikasi regional signifikan.

2. Pertempuran di Sudan masih berlangsung sengit

Ilustrasi bendera Sudan. (Pixabay.com/David_Peterson)
Ilustrasi bendera Sudan. (Pixabay.com/David_Peterson)

Pertempuran antara militer Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) terus berlangsung sengit, khususnya di wilayah Kordofan. RSF diyakini semakin mendekati penguasaan kota strategis Babanusa setelah melakukan pengepungan selama lebih dari setahun.

Divisi Infanteri ke-22 angkatan bersenjata Sudan berusaha keras mempertahankan posisi dan melawan beberapa serangan besar yang dilancarkan RSF dalam beberapa pekan terakhir. Pergerakan tersebut memperburuk akses kemanusiaan bagi warga sipil di daerah konflik.

Organisasi kemanusiaan dan sumber lokal memperkirakan puluhan ribu korban tewas sejak konflik meletus pada 2023, sementara infrastruktur publik dan jalur bantuan hancur atau terputus. Situasi di lapangan menambah kompleksitas upaya mediasi internasional.

Konflik ini merupakan kelanjutan dari rentetan pergolakan internal yang telah melanda Sudan sejak kemerdekaan, dengan perang dan persaingan antarkelompok militer yang berulang kali memicu krisis nasional.

3. Sejumlah kesepakatan disetujui Trump dan Putra Mahkota Saudi

Keterlibatan Trump muncul sehari setelah ia menjamu Putra Mahkota Mohammed di Gedung Putih, pada kunjungan resmi yang menghasilkan sejumlah pengumuman strategis. Salah satunya adalah penetapan Arab Saudi sebagai major non-NATO ally, status yang membuka peluang kerja sama militer dan berbagi teknologi pertahanan lebih intens.

Status itu menandakan pemulihan dan penguatan hubungan AS–Saudi. Washington menekankan pentingnya kerja sama Riyadh dalam berbagai isu regional, termasuk upaya meredakan konflik di Sudan, Yaman, dan dukungan terhadap stabilitas energi global.

Trump menilai koordinasi dengan negara-negara Teluk dan mitra regional sebagai elemen kunci dalam menggerakkan proses perdamaian di Sudan. Ia mengatakan dukungan para pemimpin kawasan merupakan faktor penentu dalam menekan faksi bersenjata agar mau berunding.

Pengumuman tersebut juga menggarisbawahi strategi diplomasi AS yang menggabungkan tekanan politik, insentif keamanan, dan kolaborasi multilateral untuk mencapai solusi atas konflik yang berkepanjangan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us

Latest in News

See More

Turki Terpilih Jadi Tuan Rumah COP31, Australia Akan Pimpin Negosiasi

20 Nov 2025, 16:59 WIBNews