Dituduh Picu Krisis Migran di Eropa, Belarus Digugat di ICC

Jakarta, IDN Times - Lithuania, pada Selasa (20/5/2025), menggugat Belarus di Mahkamah Internasional (ICJ) atas dugaan pelanggaran hukum internasional dengan sengaja menyulut krisis migrasi di negaranya.
Pada 2021, Lithuania dihadapkan pada krisis migrasi imbas banyaknya migran asal Timur Tengah dan Afrika yang datang dari teritori Belarus. Vilnius menuding Minsk sengaja mendatangkan migran dan mengarahkannya menuju ke Lithuania, Latvia, dan Polandia.
Pada 2024, krisis migrasi kembali terjadi di Lithuania, Latvia, dan Polandia setelah penetapan sanksi dari Uni Eropa (UE) kepada Belarus. Ketiga negara itu menyebut rezim Presiden Alexander Lukashenko melancarkan serangan hybrid.
1. Tuduh Belarus sengaja mengorbankan migran untuk kepentingannya
Menteri Hukum Lithuania, Rimantas Mockus, mengatakan bahwa aksi Belarus ini melanggar kedaulatan, keamanan, dan ketertiban di Lithuania. Ia juga menyebut, Lukashenko sengaja mengorbankan migran untuk kepentingannya.
"Rezim Belarus harus bertanggung jawab dan dihukum atas kesengajaan mengirimkan migran ilegal dan menyebabkan pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM). Kami membawa kasus ini ke ICJ untuk memberikan pesan bahwa negara tidak boleh memperalat orang yang sedang kesusahan di negara asalnya," tuturnya, dikutip Politico.
Ia menyebut, Belarus melanggar hukum internasional karena sengaja menyelundupkan migran ke Lithuania. Ia juga mengklaim Minsk menolak bekerja sama untuk mengamankan perbatasan dan tidak mengutamakan hak migran.
2. Migran lempari batu dan ranting kepada petugas Lithuania
Pada awal Mei, Penjaga Perbatasan Lithuania (VSAT) mengatakan bahwa sekelompok migran melempari pasukannya dengan batu dan ranting karena tidak diperbolehkan masuk ke Lithuania.
Pihaknya menyebut, kelompok migran tersebut sudah membawa tangga untuk memanjat pagar perbatasan di Distrik Lazdijai. Kemudian, migran itu melempari petugas yang datang dengan batu dan ranting.
"Setelah itu, sekelompok migran tersebut dipaksa kembali ke Belarus. Tidak ada satu pun petugas VSAT yang terluka dalam insiden ini," terangnya, dikutip dari LRT.
Hingga Mei 2025, sebanyak 628 migran ilegal sudah ditolak masuk ke dalam teritori Lithuania. Pada 2024, tercatat ada 1.002 percobaan masuknya migran ilegal dari Belarus.
3. Lithuania minta peningkatan patroli NATO di Laut Baltik
Menteri Luar Negeri Lithuania, Kestutis Budrys, mengungkap kebutuhan peningkatan keberadaan kapal-kapal perang NATO di Laut Baltik terkait insiden di pesisir Estonia dengan kapal tanker Rusia.
"Kami tidak hanya harus melanjutkan misi NATO di Baltik, tapi juga harus meningkatkannya. Peningkatan aktivitas armada bayangan Rusia berarti adanya ancaman besar terhadap militer di kawasan Baltik," tutur Budrys.
Kapal tanker tersebut tidak memiliki registrasi yang lengkap, asuransi, dan kru kapal yang sudah mengantongi izin. Ia mengklaim, kapal Rusia akan memberikan ancaman besar terhadap lingkungan dan infrastruktur maritim di Laut Baltik.