Fakta-Fakta Hai Kun, Kapal Selam Perdana Taiwan Modal Perangi China

Jakarta, IDN Times - Taiwan meluncurkan kapal selam buatan dalam negeri pertamanya pada Kamis (28/9/2023). Pencapaian itu menuai pujian dari pemimpin negara tersebut. ini menjadi tonggak penting dalam upaya Taipei meningkatkan pertahanan militernya dari ancaman Beijing yang semakin meningkat.
Upacara peresmian kapal dipimpin Presiden Tsai Ing-wen di galangan kapal selam di kota Kaohsiung selatan. Kapal bertenaga diesel-listrik tersebut dinamai "Narwhal" yang berarti "monster laut" dan dalam bahasa Mandarin disebut "Hai Kun."
“Kapal selam ini merupakan realisasi penting dari komitmen konkrit kami dalam membela negara kami. Ini juga merupakan perlengkapan penting bagi angkatan laut kita dalam mengembangkan strategi perang asimetris,” ujar Tsai.
“Dulu, banyak orang mengira membangun kapal selam buatan dalam negeri adalah tugas yang mustahil. Tapi kami telah berhasil,” tambahnya, dikutip CNN.
Berikut fakta-fakta mengenai kapal selam baru Taiwan yang baru saja dikenalkan ke publik tersebut.
1. Pembuatan kapal selam Hai Kun menelan biaya sekitar Rp23.9 triliun
Biaya pembuatan kapal selam Hai Kun bernilai sekitar 1,54 miliar dolar AS (sekitar Rp23.9 triliun). Kapal tersebut akan menjalani beberapa pengujian dan akan diserahkan kepada angakatan laut pada akhir 2024.
Dilansir Firstpost, Angkatan Laut Taiwan Hai Kun memiliki panjang 80 meter dan memiliki bobot perpindahan sekitar 2.500-3 ribu ton. Kapal selam tersebut juga memiliki sistem tempur torpedo yang didapat dari perusahaan pertahanan AS, Lockheed Martin.
Saat ini memiliki dua kapal selam yang berfungsi. Salah satunya kapal kelas Swordfish yang dibeli dari Belanda pada 1980-an. BBC melaporkan, satu kapal selam Taiwan sedang dalam proses produksi. Taiwan berencana untuk mengoperasikan armanda yang terdiri dari 10 kapal selam, termasuk dua kapal selam buatan Belanda.
2. Membuat kapal selam sejak lama menjadi prioritas Taiwan

Membuat kapal selam telah lama menjadi prioritas utama para pemimpin Taiwan. Program tersebut telah dipercepat di bawah kepemimpinan Tsai, yang telah meningkatkan anggaran belanja militer hingga dua kali lipat selama masa jabatannya.
Pakar independen mengenai pergerakan militer Beijing di sekitar Taiwan yang berbasis di AS, Ben Levis, mengatakan kapal selam baru Taiwan akan menimbulkan resiko terhadap serangan amfibi dan kemampuan transportasi pasukan China.
“Mereka telah banyak melakukan praktik penggunaan kapal sipil untuk menambah platform pengiriman pasukan yang ada, dan kapal selam dapat mendatangkan malapetaka pada kapal yang tidak dirancang untuk perang laut,” kata Levis.
Pendapat lain muncul dari seorang analisis militer di lembaga think tank Chinese Council of Advanced Policy Studies yang berbasis di Taipei, Zivon Wang. Dia mengatakan masih ada jalan panjang yang harus ditempuh Taiwan sebelum mereka mampu berperang.
“Peluncuran ini… tidak berarti bahwa Taiwan akan menjadi sangat kuat dalam waktu dekat, namun ini merupakan elemen penting dari strategi pertahanan Taiwan dan bagian dari upaya kami untuk membangun kemampuan pencegahan,” ujar Wang, dikutip Firstpost.
3. Kapal selam baru akan memainkan peran kunci pertahanan laut Taiwan

Pengarahan internal dilakukan oleh penasehat Dewan Keamanan Nasional Taiwan sekaligus pemimpin proyek kapal selam, Laksamana Huang Shu-kuang. Dia mengatakan armada baru tersebut akan memainkan peran kunci dalam mencegah Beijing melakukan blokede laut terhadap Pulau Taiwan.
Meski Selat Taiwan terlalu dangkal untuk mengoperasikan kapal selam, kapal-kapal Taiwan tersebut sangat berguna menargetkan kapal perang China di selat Bashi. Selat itu memisahkan diri dari Taiwan dan Filipina dan perairan antara Taiwan dan pulau-pulau sebelah barat Jepang.
Akses China ke Samudra Pasifik dibatasi oleh rangkaian pulau mencangkup Jepang, Taiwan, dan Filipina. Hal itu membuat pasukan angkatan laut China harus melewati dua titik strategis tersebut untuk mendapatkan akses ke lautan yang lebih luas.
“Karena kapal selam dapat beroperasi jauh di bawah air dan sulit dideteksi, mereka memiliki peluang lebih besar untuk mendekati kapal induk (China)” dan melancarkan serangan, kata Huang.
4. Proyek pembuatan kapal selam pertama Taiwan sangat menantang
Huang juga mengatakan, Taiwan pertama kali berupaya membangun armada kapal selam baru ketika mantan presiden Lee Teng-hui membentuk satuan tugas pada 1995. Namun, rencana itu mengalami kesulitan karena AS tidak mau menjual kapal selamnya untuk Taiwan.
Proyek kapal selam tersebut resmi dimulai pada 2016 setelah Tsai menjabat, dilansir CNN. Huang juga menjelaskan proses pembangunan kapal selam pertama Taiwan sangat menantang karena keterbatasan anggaran, penundaan akibat kekurangan chip global, dan kekhawatiran terhadap spionase China.
Proyek pembuatan kapal selam baru Taiwan melibatkan total 1.003 personel Taiwan, sebagian besar terlibat dalam perancangan cetak biru kapal, ujar Huang. Selama bekerja, semua personel diawasi oleh divisi keamanan militer untuk memastikan tidak ada rahasia yang bocor.
5. Taiwan dianggap China sebagai pemberontak

Dilansir BBC, Taiwan adalah pulau yang memiliki pemerintahan sendiri, yang dianggap China sebagai provinsi yang memberontak untuk memerdekakan diri. Beijing telah berjanji untuk merebut kembali wilayah tersebut pada suatu saat nanti.
Para pejabat Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu utama Taiwan, memperingatkan bahwa Beijing secara militer mampu untuk melakukan invasi ke pulau tersebut beberapa tahun mendatang.
Sebagian besar pengamat meyakini China tidak akan segera menyerang pulau itu. Beijing mengatakan, pihaknya masih mengupayakan penyatuan kembali pulau itu secara damai dengan Taiwan.
Akan tetapi, pada saat yang sama, para pengamat juga memperingatkan Taiwan agar tidak secara resmi medeklarasikan kemerdekaannya serta tidak menerima dukungan asing. Di satu sisi, Beijing semakin berupaya untuk memberikan tekanan pada Taiwan dengan melakukan latihan militernya di Selat Taiwan.