Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mobil Meledak karena Bom, Jenderal Rusia Tewas

ilustrasi investigasi (pexels.com/Siobhan Howerton)
ilustrasi investigasi (pexels.com/Siobhan Howerton)
Intinya sih...
  • Penyelidikan Komite Investigasi Rusia menduga ada rencana pembunuhan
  • Komite Investigasi Rusia menyebut Sarvarov dilarikan ke rumah sakit sebelum meninggal
  • Sarvarov terjun langsung dalam operasi tempur pada konflik Ossetia-Ingushetia dan perang Chechnya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Seorang perwira tinggi militer Rusia tewas setelah mobilnya dihantam ledakan di Moskow. Korban adalah Letnan Jenderal Fanil Sarvarov, 56 tahun, yang meninggal pada Senin (22/12/2025) pagi. Ledakan berasal dari bahan peledak yang dipasang di bagian bawah kendaraannya. Saat kejadian, Sarvarov menjabat kepala Departemen Pelatihan Operasional Angkatan Bersenjata Rusia.

“Sebuah alat peledak diaktifkan di Jalan Yasenevaya di Moskow. Fanil Sarvarov, kepala direktur pelatihan operasional staf umum, telah meninggal karena cedera akibat ledakan," kata Svetlana Petrenko, juru bicara Komite Investigasi, dikutip dari Al Jazeera.

Peristiwa itu berlangsung di area parkir dekat sebuah blok apartemen di selatan Moskow. Titik ledakan berada di Jalan Yasenevaya. Dokumentasi dari lokasi menunjukkan sebuah mobil putih rusak berat dengan pintu menganga. Beberapa kendaraan lain di sekitar lokasi turut mengalami kerusakan.

1. Penyelidikan Komite Investigasi Rusia membidik pembunuhan

ilustrasi investigasi (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi investigasi (pexels.com/cottonbro studio)

Komite Investigasi Rusia menyebut Sarvarov sempat dilarikan ke rumah sakit sebelum akhirnya meninggal akibat luka yang dideritanya. Aparat langsung membuka penyelidikan atas dugaan pembunuhan dan perdagangan ilegal bahan peledak. Sejumlah penyidik bersama tim forensik dikerahkan untuk mengamankan serta memeriksa lokasi.

"Penyelidik sedang mengejar banyak jalur penyelidikan mengenai pembunuhan tersebut. Salah satunya adalah kejahatan itu diatur oleh dinas intelijen Ukraina,” kata Petrenko.

Dalam prosesnya, penyelidik menelaah berbagai kemungkinan motif di balik serangan tersebut. Salah satu skenario yang ditelusuri mencakup dugaan keterlibatan dinas intelijen Ukraina. Sampai saat ini, otoritas Ukraina belum menyampaikan pernyataan apa pun.

2. Riwayat militer Sarvarov tercatat di beberapa konflik

ilustrasi perang
ilustrasi perang (pexels.com/Ivan Samkov)

Dilansir dari BBC, sejumlah media Rusia melaporkan Sarvarov pernah terjun langsung dalam operasi tempur pada konflik Ossetia-Ingushetia. Ia juga terlibat dalam perang Chechnya sejak dekade 1990-an hingga awal 2000-an.

Selain pengalaman tersebut, Sarvarov memimpin operasi militer Rusia di Suriah pada periode 2015-2016. Pada tahun yang sama, ia ditunjuk sebagai kepala Direktorat Pelatihan Operasional Staf Umum.

3. Kremlin mengaitkan kasus ini dengan rangkaian serangan sebelumnya

Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan anggota tetap Dewan Keamanan (08/11). (instagram.com/russian_kremlin)
Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan anggota tetap Dewan Keamanan (08/11). (instagram.com/russian_kremlin)

Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah menerima laporan mengenai kematian Sarvarov. Informasi itu disampaikan oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Sejak Rusia memulai invasi skala besar ke Ukraina pada Februari 2022, sejumlah pejabat militer dan figur berpengaruh menjadi sasaran di Moskow. Salah satu peristiwa menonjol adalah pembunuhan Darya Dugina pada Agustus 2022. Dugina dikenal sebagai putri tokoh nasionalis yang memiliki kedekatan dengan Putin. Aksi tersebut juga dilakukan melalui ledakan bom mobil.

Pada April lalu, Jenderal Yaroslav Moskalik tewas akibat serangan serupa. Selanjutnya, pada Desember 2024, Jenderal Igor Kirillov meninggal setelah bahan peledak di dalam sebuah skuter diledakkan dari jarak jauh. Seorang sumber Ukraina mengatakan kepada BBC bahwa Kirillov dibunuh oleh dinas keamanan Ukraina. Pernyataan itu tak pernah mendapat konfirmasi resmi. Secara kebijakan, Ukraina tidak pernah secara terbuka mengakui atau mengklaim tanggung jawab atas serangan semacam ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Masih Suasana Duka, Wali Kota Bogor Minta Warga Tak Hura-hura di Nataru

24 Des 2025, 23:46 WIBNews