AS: Tindakan Korut di Perbatasan Tingkatkan Risiko Ketegangan Militer 

Korut dilaporkan menempatkan pos penjagaan dan senjata berat

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, tindakan Korea Utara di sepanjang perbatasan antar-Korea telah meningkatkan risiko ketegangan militer dan kesalahan perhitungan.

Menurut laporan Kementerian Pertahanan Seoul, pasukan Korea Utara terlihat menempatkan pos penjagaan sementara dan membawa senjata di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea. Pyongyang sebelumnya telah menyatakan tidak lagi terikat dengan Perjanjian Militer Komprehensif (CMA) pada 2018, yang menyepakati pengurangan ketegangan militer antar-Korea.

“Sekarang, tindakan yang diambil DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea) di sepanjang DMZ setelah pencabutan CMA meningkatkan risiko ketegangan militer dan kesalahan perhitungan di Semenanjung Korea,” kata juru bicara tersebut, dikutip Yonhap.

“Mengingat perkembangan ini, AS tetap menjalin kontak dekat dan terus-menerus dengan Korea Selatan melalui berbagai saluran untuk memastikan bahwa aliansi kami tetap sejalan,” tambahnya.

1. Korsel tangguhkan sebagian perjanjian CMA akibat peluncuran satelit mata-mata Korut

Korea Utara mengumumkan keputusannya untuk mundur dari CMA setelah Korea Selatan menangguhkan sebagian dari perjanjian tersebut, sebagai tanggapan terhadap peluncuran satelit mata-mata Pyongyang pekan lalu.

Seoul dan Washington menganggap peluncuran tersebut sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB).

Kesepakatan CMA dibuat untuk mengurangi ketegangan lintas batas dan bentrokan yang tidak disengaja antara kedua Korea. Beberapa langkah yang diserukannya termasuk pembongkaran pos-pos penjaga perbatasan dalam jarak 1 kilometer dari perbatasan, melarang latihan militer dan manuver di dekat perbatasan darat dan laut, dan menetapkan zona larangan terbang di sepanjang perbatasan.

Baca Juga: Buat Puisi yang Memuji Korut, Pria Korsel Divonis 14 Bulan Penjara 

2. AS tegaskan masih membuka jalur diplomasi dengan Korea Utara

Juru bicara AS juga mengatakan, meski tindakan destabilisasi Korea Utara telah mengobarkan ketegangan di wilayah tersebut, namun Washington masih akan membuka saluran komunikasi dengan Pyongyang.

“Pintu diplomasi belum tertutup, namun Pyongyang harus segera menghentikan tindakan provokatifnya dan memilih untuk terlibat,” kata juru bicara tersebut.

“Secara khusus, kami mendorong DPRK untuk kembali melakukan diskusi substantif mengenai mengidentifikasi cara-cara mengelola risiko militer dan menciptakan perdamaian abadi di Semenanjung Korea," sambungnya. 

Ia menambahkan bahwa komitmen AS terhadap pertahanan Korea Selatan akan tetap kuat.

3. Satelit Korut diklaim berhasil mengambil gambar Gedung Putih dan kapal induk AS

Juru bicara tersebut mengatakan bahwa tim keamanan nasional AS sedang mengkaji peluncuran satelit mata-mata melalui koordinasi yang erat dengan sekutu dan mitra AS.

“Kami juga mengamati perkembangan kerja sama antara DPRK dan Rusia mengenai transfer teknologi terkait ruang angkasa. Perkembangan dalam program luar angkasa mempunyai implikasi terhadap keamanan regional dan global, dan kami menyerukan semua negara untuk mematuhi resolusi DK PBB yang relevan," katanya. 

Sementara itu, media pemerintah Korea Utara KCNA pada Selasa (28/11/2023) mengatakan, satelit mata-mata yang baru diluncurkan tersebut telah mengambil foto Gedung Putih, Pentagon dan kapal induk bertenaga nuklir yang berlabuh di pangkalan angkatan laut AS.

Foto-foto tersebut merupakan gambar terbaru yang dikirim oleh satelit tersebut. Korea Utara mengatakan bahwa satelit pengintaian pertamanya itu dirancang untuk memantau pergerakan militer AS dan Korea Selatan, dilansir Reuters.

Baca Juga: Korsel: Tur Perbatasan Korut Akan Dibuka Kembali Usai Jeda 4 Bulan

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya