Belum Selesai Konflik Etnis, Manipur Dilanda Wabah Demam Babi Afrika

Pusat wabah berasal dari peternakan babi di Imphal Barat

Jakarta, IDN Times - Departemen Kedokteran Hewan dan Peternakan Manipur telah mengonfirmasi wabah Demam Babi Afrika (ASF) di negara bagian Manipur, India. Peternakan babi di Eroisemba di distrik Imphal Barat juga telah dinyatakan sebagai pusat wabah.

Dilansir NDTV, Wakil Komisaris Distrik Imphal Barat dan Direktur Departemen Kedokteran Hewan dan Peternakan telah mengeluarkan perintah yang melarang pemindahan babi dari Imphal Barat. Adapun wilayah tersebut telah dinyatakan sebagai kawasan terlarang. 

“Babi tidak boleh dipindahkan dari tempat pemeliharaannya di dalam wilayah pengendalian, dalam keadaan hidup atau mati, yang tertular atau patut diduga tertular dan segala jenis pakan atau bahan yang mungkin bersentuhan dengan hewan tersebut” demikian bunyi pemberitahuan tersebut.

1. Peternak melaporkan banyak babinya mati

Wabah ADF terdeteksi setelah peternak babi melaporkan kematian hewan tersebut di berbagai peternakan di distrik lembah termasuk Imphal Barat, Imphal Timur dan Kakching.

Mereka melaporkan babi tersebut mengalami gejala seperti demam, kehilangan nafsu makan, kelaparan, dan kemudian mati dalam waktu seminggu.

Menyusul lonjakan kematian, Departemen Kedokteran Hewan dan Peternakan di negara bagian mengumpulkan sampel dari peternakan babi yang terdampak dan mengirimkannya ke laboratorium. Hasilnya pun dinyatakan positif.

Baca Juga: Menolak Dilecehkan, Perempuan India Didorong ke Rel Kereta Api

2. Penjual daging babi terpaksa banting harga

Wabah ini telah menyebabkan kerugian besar dan ancaman bagi peternak babi. Baru-baru ini, daging babi dijual dari harga 350-380 rupee (66-71 ribu) menjadi 180-200 rupee (sekitar Rp33-37 ribu) per kilogram. Hal tersebut berhasil mendorong banyak orang membeli daging babi di kota Imphal.

ASF sering menimbulkan kekacauan di berbagai negara bagian timur laut India setiap tahunnya. Pada 2021 dan 2022, lebih dari 33.400 babi dibunuh, sehingga menyebabkan kerugian finansial sebesar 610 juta rupee (sekitar Rp115 miliar)

Daging babi sendiri merupakan salah satu daging yang paling umum dan populer dikonsumsi oleh orang-orang di wilayah tersebut. Bisnis daging babi di timur laut bernilai sekitar 80 ribu hingga 100 ribu rupee (sekitar Rp15-18 miliar) per tahunnya. 

3. Ahli menduga virus dibawa oleh babi dari wilayah tetangga

Menurut para ahli, wabah ASF kemungkinan disebabkan oleh babi atau daging babi yang dibawa dari negara tetangga seperti Myanmar, Bangladesh, dan negara bagian timur laut.

Dilansir World Organisation for Animal Health, ASF merupakan penyakit virus yang sangat menular pada spesies babi apa pun, baik babi peliharaan maupun babi hutan, dan memiliki tingkat kematian 100 persen. Meski begitu, penyakit ini tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia.

Virus ini sangat resisten di lingkungan. Ia dapat bertahan hidup di pakaian, sepatu bot, roda, dan bahan lainnya. Virus ini juga bisa bertahan di berbagai produk daging babi, seperti ham, sosis, atau bacon. 

Baca Juga: Viral Video Pria Dibakar, Suku Manipur India Tagih Keadilan 

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya