Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gagal Dorong Sanksi untuk Israel, Menlu Belanda Mundur

bendera Belanda (unsplash.com/Joao Guimaraes)
bendera Belanda (unsplash.com/Joao Guimaraes)
Intinya sih...
  • Sanksi terbatas picu ketegangan politik
  • Seluruh menteri dan wakil menteri NSC mundur
  • Belanda tanpa menlu saat Uni Eropa merundingkan jaminan keamanan untuk Ukraina dan tarif dagang dengan AS
  • Kabinet sementara Belanda kehilangan jajaran penting
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp mengundurkan diri pada Jumat (22/8/2025) setelah gagal mendapatkan dukungan kabinet untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Israel atas serangan militernya di Gaza. Veldkamp, yang berasal dari Partai New Social Contract (NSC), mengatakan dirinya berulang kali menghadapi resistensi dari koleganya terkait sanksi tersebut.

Padahal, Negeri Kicir Angin telah mendorong langkah-langkah seperti larangan masuk bagi dua menteri sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich dan Itamar Ben-Gvir.

“Saya melihat apa yang terjadi di Gaza, serangan ke Gaza City, keputusan pembangunan permukiman di wilayah sengketa E1, dan juga di Yerusalem Timur. Saya tidak bisa melanjutkan tanpa adanya langkah bermakna,” ujar Veldkamp, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (23/8/2025).

1. Sanksi terbatas picu ketegangan politik

Selain larangan masuk bagi pejabat Israel, Veldkamp juga telah mencabut tiga izin ekspor komponen kapal angkatan laut Belanda ke Israel. Namun, upaya mendorong suspensi perjanjian dagang Uni Eropa–Israel menemui jalan buntu akibat penolakan Jerman.

Situasi ini membuat Veldkamp semakin tertekan, baik dari oposisi maupun publik Belanda, yang menuntut pemerintah mengambil langkah lebih tegas terhadap Israel.

“Parlemen mendesak Belanda tidak lagi menunggu sanksi Uni Eropa, tapi segera menjatuhkan sanksi sendiri,” kata jurnalis Al Jazeera, Step Vaessen, dari Berlin.

2. Mundur bersama kolega partai

ilustrasi negara Belanda (pexels.com/Tanathip Rattanatum)
ilustrasi negara Belanda (pexels.com/Tanathip Rattanatum)

Pengunduran diri Veldkamp diikuti oleh seluruh menteri dan wakil menteri dari NSC yang menyatakan solidaritas. Kondisi ini membuat kabinet sementara Belanda kehilangan jajaran dari salah satu partai penting.

Belanda kini berada dalam posisi tanpa menlu di saat Uni Eropa tengah merundingkan jaminan keamanan untuk Ukraina dan membicarakan tarif dagang dengan Amerika Serikat.

3. Serangan Israel ke Gaza meluas

Potret situasi di Gaza, dampak dari operasi militer Israel yang semakin intensif sejak pihaknya melancarkan serangan di wilayah kantong tersebut pada 7 Oktober 2023. (x.com/antonioguterres)
Potret situasi di Gaza, dampak dari operasi militer Israel yang semakin intensif sejak pihaknya melancarkan serangan di wilayah kantong tersebut pada 7 Oktober 2023. (x.com/antonioguterres)

Meskipun ada sanksi terbatas, Belanda tetap terlibat dalam rantai pasokan jet tempur F-35 yang digunakan Israel dalam serangan udara ke Gaza. Penelitian Palestinian Youth Movement mencatat pelabuhan Rotterdam kerap menerima kapal yang membawa komponen jet tersebut.

Hingga kini, serangan Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 62 ribu korban jiwa sejak Oktober 2023. Laporan terbaru juga menegaskan warga Gaza City menghadapi kondisi kelaparan resmi.

Belum ada nama pengganti Veldkamp. Kabinet sementara diperkirakan akan tetap berjalan hingga koalisi baru terbentuk pasca pemilu Oktober mendatang, sebuah proses yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us