Gelombang Pencurian Besar di Prancis, Perhiasan Rp19 Miliar Hilang

- Serangkaian pencurian besar terjadi di Roubaix dan Paris, termasuk perampokan butik perhiasan senilai hingga 1 juta euro dan ledakan brankas kantor pos.
- Polisi menduga keterlibatan kejahatan terorganisir, melihat pola aksi yang terencana dan penggunaan kekerasan dalam beberapa insiden.
- Kasus ini menambah kekhawatiran nasional, terutama setelah pencurian besar di Museum Louvre, yang menunjukkan meningkatnya keberanian dan kemampuan kelompok kriminal di Prancis.
Jakarta, IDN Times – Pencurian besar-besaran kembali mengguncang Prancis setelah serangkaian aksi kriminal terjadi di kota Roubaix dan Paris. Para pelaku membobol sebuah butik perhiasan di pusat kota Roubaix pada Rabu (12/11/2025), menyandera pemilik toko serta istrinya, lalu melarikan diri dengan perhiasan hasil curian.
Dikutip dari NDTV, polisi kini membuka penyelidikan untuk dugaan penculikan, pemerasan bersenjata, dan kejahatan terorganisir. Tak hanya itu, pada hari yang sama, sekelompok orang meledakkan brankas kantor pos utama Roubaix dan membawa tas yang mereka kira berisi uang. Namun polisi mengungkap tas tersebut ternyata hanya berisi kantong-kantong kosong.
Enam tersangka berhasil ditangkap beberapa jam setelah kejadian. Serangkaian perampokan ini menambah daftar panjang kriminalitas besar yang terjadi di Prancis dalam beberapa bulan terakhir.
1. Perampokan butik perhiasan di Roubaix

Perampokan yang terjadi di pusat kota Roubaix menjadi sorotan karena nilai kerugiannya mencapai 1 juta euro atau sekitar Rp19 miliar. Para pelaku dilaporkan masuk ke dalam butik, menyandera pemilik dan istrinya, lalu melarikan perhiasan bernilai tinggi. Menurut keterangan polisi, kerugian diperkirakan mencapai antara 500 ribu hingga 1 juta euro.
Aksi tersebut menunjukkan tingkat perencanaan yang tinggi dan menjadi perhatian karena melibatkan kekerasan terhadap pemilik toko. Kepolisian Prancis kini mendalami dugaan keterlibatan kelompok kriminal yang lebih besar, mengingat pola kejahatan terorganisir yang terlihat dari cara para pelaku bergerak.
2. Ledakan brankas di kantor pos Roubaix

Beberapa jam sebelum perampokan butik, terjadi insiden lain di kantor pos utama Roubaix. Sekelompok orang meledakkan brankas yang digunakan untuk transfer uang tunai dan kabur membawa sebuah tas. Namun, temuan polisi menyebutkan, tas tersebut ternyata berisi kantong-kantong kosong dan tidak mengandung uang tunai.
Kejadian ini berakhir cepat setelah polisi menahan enam orang yang diduga terlibat. Insiden tersebut memperlihatkan meningkatnya keberanian dan tingkat kekerasan pelaku kriminal di wilayah Prancis utara, yang kini menuntut peningkatan keamanan di fasilitas publik dan pusat layanan keuangan.
3. Bayang-bayang perampokan Louvre

Rangkaian pencurian di Roubaix terjadi kurang dari satu bulan setelah perampokan besar di Museum Louvre, Paris. Dalam insiden tersebut, pelaku mencuri delapan emas bersejarah bernilai 88 juta euro atau sekitar Rp1,7 triliun. Aksi itu terjadi hanya dalam tujuh menit, menggunakan tangga eksternal untuk masuk ke lantai dua Louvre dan memecahkan jendela sebelum mengambil barang berharga.
Tiga dari empat pelaku kini telah ditangkap. Kejadian di Louvre menunjukkan, bahkan lembaga seni dan sejarah paling terkenal di dunia pun tidak luput dari ancaman kriminalitas tingkat tinggi. Insiden ini juga memicu diskusi nasional mengenai keamanan museum dan peningkatan pengamanan aset budaya Prancis.



















