Gerakan Anti-China, Turis di Korsel Pakai Badge I'm from Taiwan
- Badge "I'm from Taiwan" muncul di Korea Selatan untuk hindari kesalahpahaman dengan warga lokal, efektif dalam menghindari ketegangan sosial yang mendasari penggunaan badge tersebut.
- Aksi protes anti-China digelar di Seoul oleh kelompok far-right, menuntut pembatasan masuknya turis China serta mengecam Partai Komunis China dengan seruan dan slogan yang keras.
- Pemerintah Korea Selatan memberlakukan kebijakan bebas visa untuk warga China guna menggenjot ekonomi dan pariwisata, meskipun sentimen anti-China meningkat.
Jakarta, IDN Times - Penggunaan badge bertuliskan "I’m from Taiwan" tampak di antara wisatawan Taiwan yang berkunjung ke Korea Selatan. Badge ini muncul di tengah gelombang protes anti-China yang dilakukan oleh kelompok garis keras di Korea Selatan.
Fenomena badge tersebut pertama kali menarik perhatian publik setelah seorang pengguna media sosial asal Taiwan memposting di platform Threads. Ia menanyakan apakah sebaiknya mengenakan badge bertuliskan "I am Taiwanese" untuk menunjukkan identitasnya di tengah suasana yang tegang.
1. Kemunculan badge untuk menghindari salah paham
Netizen Taiwan pada Kamis (9/10/2025), ramai mendiskusikan efektivitas badge ini yang dianggap membantu mereka menghindari kesalahpahaman dengan warga lokal.
"Itu tampak efektif karena dari penampilan sulit membedakan," kata salah satu komentar di media sosial, dilansir Korea Herald.
Pada April 2025, pernah terjadi kasus kekerasan saat seorang pria menyerang dua wanita asal China yang sedang berbicara bahasa Mandarin di sebuah bus. Lima hari berselang, pria yang sama memukul seorang pria Taiwan menggunakan botol soju karena dikira orang China. Insiden ini menunjukkan ketegangan sosial yang mendasari penggunaan badge tersebut.
2. Banyak aksi protes anti-China digelar di Seoul
Sepanjang Oktober 2025, banyak aksi protes anti-China digelar oleh kelompok far-right di Seoul, termasuk selama libur Chuseok. Pada Kamis (9/10/2025), ribuan peserta dari kelompok konservatif yang bernama Freedom Univ menggelar demonstrasi menuntut pembatasan masuknya turis China serta mengecam Partai Komunis China dengan seruan dan slogan yang keras, dilansir Korea Times.
Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, pada awal Oktober 2025 mengecam kelakuan ini sebagai tindakan yang merugikan citra dan kepentingan nasional, serta mengimbau agar kebencian terhadap warga negara tertentu dihentikan.
3. Kebijakan bebas visa untuk warga China di Korea Selatan
Meskipun ada peningkatan sentimen anti-China dan demonstrasi, pemerintah Korea Selatan pada 29 September 2025 memberlakukan kebijakan bebas visa untuk warga China dengan tujuan menggenjot ekonomi dan pariwisata. Data Kementerian Kehakiman mengungkapkan pada September 2025, jumlah masuknya turis China meningkat hingga 16,4 persen dibanding tahun sebelumnya, mencapai lebih dari 525 ribu orang.
Menurut data pada Agustus 2025, turis China mencapai sekitar 605 ribu orang dan menyumbang sepertiga dari total turis asing yang datang ke Korea Selatan pada bulan itu.