Hamas Kritisi Klaim Gencatan Senjata di Gaza oleh Menlu AS

- Hamas kritisi klaim Blinken terkait gencatan senjata di Gaza
- Netanyahu menerima proposal gencatan senjata, serukan Hamas lakukan hal serupa
- Pihak AS dan Israel berkonsultasi terkait proposal gencatan senjata, Hamas minta kesepakatan langsung
Jakarta, IDN Times – Seorang petinggi Hamas, Osama Hamdan, pada Selasa (20/8/2024) mengkritisi klaim Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS), Antony Blinken, terkait status gencatan senjata di Gaza. Blinken pada Senin mengatakan bahwa Netanyahu telah menerima proposal gencatan senjata tersebut dan menyerukan Hamas melakukan hal serupa.
”Klaim itu menimbulkan banyak ambiguitas karena bukan apa yang disajikan kepada kami atau apa yang kami sepakati,” katanya, dilansir Reuters.
Kepada media, perwakilan Hamas itu menyatakan bahwa mereka tak membutuhkan perjanjian gencatan senjata yang terbaru.
”Kami perlu menyetujui mekanisme implementasi,” tambahnya.
1. Netanyahu nyatakan siap gencatan senjata

Sebelumnya, Blinken mengatakan bahwa pihaknya telah berkonsultasi dengan Israel terkait proposal gencatan senjata. Proposal itu diajukan pekan lalu dalam putaran negosiasi di Doha, Qatar.
Usai perundingan itu, keduanya bertemu di Tel Aviv. Hasilnya, Netanyahu memberikan respons positif. Ia juga menegaskan komitmennya terhadap usulan AS mengenai pembebasan para sandera yang masih ditawan oleh Hamas, sebagaimana dilansir BBC.
“Saya bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv dan dia mengonfirmasi bahwa Israel menerima proposal tambahan tersebut. Sekarang menjadi kewajiban Hamas untuk melakukan hal yang sama,” kata Blinken.
2. Hamas tak dihadirkan dalam negosiasi

Hamas memang tidak hadir dalam putaran negosiasi di Doha pekan lalu. Sebaliknya, Hamas minta kesepakatan langsung dikeluarkan dari pada terus mengadakan lebih banyak negosiasi.
Hamas juga menyatakan bahwa proposal dan usulan tambahan dari AS tersebut hanya menanggapi persyaratan yang diajukan Israel dan bisa saja menggagalkan semua upaya yang telah dilakukan mediator, yakni Qatar dan Mesir.
Sementara itu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby sempat mengatakan bahwa negosiasi di Doha pekan lalu berjalan alot.
"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan terkait kesepakatan, yang akan mengakhiri peperangan,” ungkap Kirby.
3. Konflik masih terus berlanjut

Menteri Luar Negeri AS akan melakukan perjalanan ke Mesir dan kemudian ke Qatar, untuk mencoba dan mendorong kemajuan kesepakatan. Sementara Netanyahu dilaporkan memberi tahu Blinken bahwa ia berencana mengirim tim negosiasi ke Kairo akhir minggu ini untuk putaran pembicaraan baru dengan mediator Mesir, Qatar, dan AS.
Sementara itu, laporan dari Gaza menunjukkan situasi kemanusiaan makin memburuk di tengah berlanjutnya aktivitas militer Israel.
Jumlah korban tewas di Jalur Gaza kini mencapai 40.074 orang sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023 lalu. Selain itu, korban luka juga terdata mencapai 92.537 orang.