Fakta-Fakta Hamas Setuju Bebaskan Semua Sandera Israel

- Hamas menyatakan kesediaan membebaskan semua sandera Israel sebagai bagian dari rencana perdamaian Trump.
- Rencana tersebut disambut positif oleh Israel, AS, PBB, dan sejumlah negara Arab, meski masih menghadapi banyak tantangan.
- Isu pelucutan senjata dan pengelolaan Gaza menjadi faktor penentu keberhasilan perdamaian jangka panjang di kawasan tersebut.
Jakarta, IDN Times - Hamas menyatakan kesediaannya untuk membebaskan semua sandera Israel yang masih ditahan, baik yang masih hidup maupun telah meninggal, asalkan persyaratan dalam rencana perdamaian AS terpenuhi. Langkah ini disebut sebagai bagian dari formula pertukaran tahanan yang diusulkan oleh Presiden AS, Donald Trump.
Hamas menyebut bahwa pihaknya masih ingin melakukan negosiasi lanjutan terkait isu masa depan Gaza dan hak-hak warga Palestina. “Pernyataan Presiden Trump sangat menggembirakan, dan gerakan ini siap untuk segera memulai negosiasi guna mencapai pertukaran tahanan, mengakhiri perang, dan memastikan penarikan pendudukan,” ujar penasihat media kepala biro politik Hamas, Tahir al-Nounou, dikutip dari BBC, pada Jumat (3/10/2025).
Berikut adalah fakta-fakta Hamas menyetujui pembebasan semua sandera Israel.
1. Rencana perdamaian AS dan Respons Hamas

Presiden Donald Trump memberi batas waktu kepada Hamas hingga Minggu untuk menerima rencana perdamaian atau menghadapi “neraka”. Setelah Hamas memberikan tanggapan, Trump menulis di platform Truth Social bahwa ia yakin mereka siap untuk perdamaian abadi.
Dalam proposal AS, disebutkan bahwa pertukaran sandera akan dilakukan dalam waktu 72 jam, di mana 20 sandera Israel yang masih hidup akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan ratusan warga Gaza yang ditahan. Selain itu, rencana tersebut juga menyerukan penghentian segera pertempuran dan pengiriman bantuan penuh ke Jalur Gaza.
2. Syarat dan posisi politik Hamas

Pernyataan Hamas menegaskan kesiapan menyerahkan pemerintahan Gaza kepada badan independen Palestina, dengan dukungan nasional dan regional. Namun, kelompok tersebut belum menanggapi salah satu tuntutan utama AS, yakni pelucutan senjata Hamas dan penghentian peran politiknya di Gaza.
Hamas juga menegaskan bahwa sebagian poin dalam proposal AS, terutama mengenai masa depan Gaza dan hak rakyat Palestina, masih dalam tahap pembahasan.
“Ada hal-hal yang harus disepakati dalam kerangka nasional Palestina,” tulis pernyataan resmi Hamas.
3. Situasi di Gaza dan tanggapan dunia

Sementara itu, kondisi di Gaza tetap mencekam. Serangan udara Israel dilaporkan menewaskan lebih dari 66.000 orang, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Israel mengklaim operasi tersebut dilakukan untuk menjamin pembebasan para sandera dan menghancurkan kekuatan Hamas.
Beberapa negara dan organisasi internasional menyambut baik usulan perdamaian AS. Otoritas Palestina menilai upaya tersebut sebagai langkah tulus dan penuh tekad. Namun, di sisi lain, situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk, dengan jutaan warga sipil terpaksa mengungsi dan fasilitas umum seperti sekolah hancur akibat serangan.