Houthi Janji Lanjutkan Serangan di Laut Merah Usai Serangan AS

Jakarta, IDN Times - Houthi di Yaman berjanji akan terus melanjutkan operasi militer melawan Israel dan pasukan Amerika Serikat (AS) di kawasan tersebut. Hal ini terjadi setelah Washington melancarkan salah satu serangan paling mematikan di negara itu pada Kamis (17/4/2025), yang menewaskan lebih dari 70 orang.
"Yaman tidak akan mundur dari melanjutkan operasi dukungannya untuk rakyat Palestina sampai agresi Israel di Gaza dihentikan dan pengepungan dicabut,” kata angkatan bersenjata Yaman yang dikendalikan oleh Houthi dalam sebuah pernyataan pada Jumat (18/4/2025), dikutip dari CNN.
Agresi AS terhadap Yaman dianggap hanya akan menyebabkan serangan, keterlibatan, dan konfrontasi lebih lanjut.
1. Korban tewas telah mencapai 74 orang
Kementerian kesehatan yang dikelola Houthi melaporkan bahwa korban jiwa akibat serangan AS di pelabuhan minyak Ras Isa di provinsi Hodeidah telah meningkat menjadi 74 orang. Para korban termasuk pekerja pelabuhan dan paramedis. Selain itu, sekitar 171 orang juga mengalami luka-luka.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan, serangan udara pada Kamis bertujuan memutus sumber bahan bakar dan pendapatan Houthi. Mereka mengklaim pelabuhan itu digunakan sebagai sumber keuntungan ilegal bagi kelompok tersebut.
Video yang ditayangkan oleh al-Masirah menunjukkan korban luka sedang menerima perawatan di rumah sakit. Banyak di antaranya mengalami luka bakar di tubuh mereka.
“Beberapa serangan udara menargetkan wilayah itu. Saya kemudian mendapati diri saya terjatuh ke tanah saat sebuah roket menghantam," kata seorang pria yang mengaku sebagai petugas pertahanan sipil.
Korban selamat lainnya yang berada di rumah sakit menggambarkan momen saat pelabuhan itu diserang.
“Satu serangan disusul serangan lainnya, seluruh area terbakar. Saat kami berhasil keluar dari area itu, kami melihat tempat persembunyian kami sebelumnya juga ikut dihantam," ujarnya.
2. Serangan AS dinilai belum berhasil hancurkan kemampuan operasi Houthi
Sejak Maret 2025, AS telah meningkatkan serangan terhadap Houthi di Yaman, menargetkan kilang minyak, bandara, dan lokasi rudal. Presiden AS, Donald Trump, telah berjanji akan menggunakan kekuatan besar-besaran sampai kelompok pemberontak tersebut menghentikan serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Dilansir dari Al Jazeera, Houthi dilaporkan telah melancarkan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal yang mereka klaim berkaitan dengan Israel sejak November 2023. Mereka mengatakan bahwa tindakan tersebut bertujuan menekan Israel agar menghentikan agresi militer di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 51 ribu warga Palestina sejak Oktober 2023.
CNN sebelumnya melaporkan bahwa total biaya operasi militer AS melawan Houthi di Yaman mendekati 1 miliar dolar AS (sekitarRp16 triliun) dalam kurun waktu 3 minggu. Namun, serangan-serangan tersebut sejauh ini hanya memiliki dampak terbatas terhadap kemampuan kelompok tersebut.
Para analis mengatakan, meskipun sekitar 80 perwira militer Houthi mungkin telah tewas, jajaran pimpinan militer dan politik kelompok tersebut tampaknya masih utuh. Beberapa lokasi peluncuran misil mereka pun diduga masih beroperasi.
3. Houthi luncurkan rudal ke Israel dan dua kapal induk AS
Beberapa jam setelah serangan dahsyat di pelabuhan Ras Isa, Houthi mengumumkan telah meluncurkan serangan rudal ke sejumlah lokasi di Israel dan dua kapal induk AS.
Militer Israel juga melaporkan telah mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman. Tidak ada korban jiwa maupun luka yang dilaporkan.
Dilansir dari CNN, pejabat AS juga mengatakan bahwa Houthi telah menembak jatuh drone MQ-9 Reaper milik AS yang merupakan drone keenam sejak Maret 2025. Setiap MQ-9 bernilai sekitar 30 juta dolar AS (sekitar Rp480 miliar), dan Pentagon hanya memiliki sekitar 200 drone canggih di gudang senjatanya.