Insiden Kematian Turis Hamil, Menkes Portugal Mengundurkan Diri

Pemerintah selidiki kematian perempuan hamil itu

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Portugal Marta Temido mengundurkan diri pada Selasa (30/8/2022). Temido meninggalkan jabatannya setelah beberapa jam sebelumnya muncul laporan bahwa seorang turis hamil meninggal setelah ditolak dari bangsal bersalin yang penuh.

Temido dalam pengunduran dirinya telah mengeluarkan pernyataan, dengan mengatakan dia merasa "tidak pantas untuk tetap menjabat". Masalah kepegawaian di rumah sakit pada baru-baru ini telah membuat Temido dikritik.

Baca Juga: Seribuan Orang Meninggal di Spanyol-Portugal akibat Gelombang Panas

1. Kematian perempuan hamil

Insiden Kematian Turis Hamil, Menkes Portugal Mengundurkan DiriIlustrasi wanita yang sedang mengandung. (Unsplash.com/Camylla Battani)

Melansir BBC, Perdana Menteri Antonio Costa telah mengonfirmasi pengunduran diri Temido. Dia menyampaikan laporan perempuan hamil yang meninggal itu menjadi salah satu pukulan terakhir yang menyebabkan pengunduran diri.

Seorang turis dari India berusia 34 tahun dilaporkan meninggal ketika dipindahkan dari Rumah Sakit Santa Maria Lisbon setelah unit neonatologinya dinyatakan penuh. Perempuan itu mengalami serangan jantung saat pemindahan. 

Dalam melahirkan, perempuan itu menjalani operasi caesar. Bayi berhasil lahir dalam keadaan sehat. Investigasi atas kematian perempuan itu telah diluncurkan. 

Inisiden serupa telah terjadi di seluruh Portugal dalam beberapa bulan terakhir, termasuk kematian terpisah dari dua bayi yang ibunya dalam melahirkan dipindahkan ke rumah sakit lain dan perawatannya mengalami penundaan yang lama.

2. Penutupan layanan darurat

Insiden Kematian Turis Hamil, Menkes Portugal Mengundurkan DiriIlustrasi ruang perawatan di rumah sakit. (Unsplash.com/Adhy Savala)

Melansir Associated Press, masalah kematian perempuan hamil terjadi setelah adanya penutupan sementara layanan darurat rumah sakit umum, termasuk di bagian bersalin, yang dilakukan karena kurangnya staf. Penutupan itu memaksa ibu hamil harus dipindahkan ke rumah sakit lain.

Penutupan membuat Temido berada di dalam tekanan. Para kritikus telah menyalahkan masalah tersebut pada kurangnya perencanaan oleh Kementerian Kesehatan, terutama selama masa liburan musim panas, yang membuat pemerintah malu. Kelompok yang mewakili dokter dan perawat di Portugal juga telah menyalahkan kebijakan Temido atas masalah tersebut.

Portugal telah mengalami kekurangan staf kesehatan Portugal, terutama mereka yang berspesialisasi dalam ginekologi dan kebidanan. Hal itu menyebabkan pemerintah mempertimbangkan untuk mempekerjakan staf dari luar negeri.

Terkait krisis yang terjadi pemerintah telah menyampaikan akan melakukan reformasi untuk memperkuat layanan kesehatan nasional, tapi tidak memberikan indikasi tentang pengganti Temido.

Baca Juga: Bersiap Hadapi Gelombang Panas, Portugal Waspadai Kebakaran Hutan

3. Temido dipuji atas penanganan COVID-19

Temido merupakan ahli  administrasi rumah sakit dan menjabat sebagai menteri kesehatan Portugal sejak 2018. Dia secara luas telah dipuji atas penanganannya terhadap wabah COVID-19. Kesuksesan itu membuat Temido menjadi salah satu anggota paling populer dari pemerintah Sosialis kiri-tengah.

Miguel Guimaraes, ketua asosiasi dokter Portugis, mengatakan Temido berhenti karena dia tidak memiliki cara untuk menyelesaikan krisis saat ini. Dia juga sempat memuji Temido dalam melakukan pekerjaannya.

Gustavo Tato Borges, presiden asosiasi kesehatan masyarakat Portugal, mengatakan bahwa dia tidak mengharapkan Temido meningalkan posisinya saat ada krisis di sektor kesehatan. Borges menyampaikan dia terkejut dengan keputusan Temido.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya