Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Imbas Invasi Ukraina, Jepang Larang Ekspor Teknologi Canggih ke Rusia

Seorang anggota tentara Rusia menembakkan sebuah howitzer dalam latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/Sergey Pivovarov/File Photo.
Seorang anggota tentara Rusia menembakkan sebuah howitzer dalam latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/Sergey Pivovarov/File Photo.

Jakarta, IDN Times - Jepang telah menambah daftar barang dan teknologi yang dilarang untuk diekspor ke Rusia, sebagai sanksi terkait invasi di Ukraina. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang pada Jumat (13/05/2022). 

Pengumuman tersebut telah memperberat deretan sanksi yang diberlakukan Jepang ke Rusia dalam dua bulan terakhir. Terdapat 14 komoditas baru yang masuk dalam daftar tambahan terkait sanksi Jepang ke Rusia, termasuk printer 3D, mikroskop atom, serta katalis penyulingan minyak. 

1. Jepang sudah memberhentikan ekspor 300 komoditas ke Rusia

Sebelumnya, Jepang telah memberlakukan beberapa paket sanksi terhadap Rusia sebagai respons invasi Ukraina. Sanksi pribadi ditujukan kepada pimpinan negara, pejabat, dan pengusaha asal Rusia.

Ada juga sanksi perdagangan dan ekonomi yang telah diberlakukan Jepang dengan cara melakukan pelarangan ekspor dan transaksi keuangan. Jepang membekukan aset Otkritie Bank, Novikombank, Sovcombank, VTB, Rossiya Bank, Promsvyazbank, dan VEB.RF.

Daftar barang dan teknologi yang dilarang untuk diekspor ke Rusia memiliki lebih dari 300 komoditas. Beberapa di antaranya diketahui merupakan semikonduktor, peralatan untuk keamanan maritim dan penerbangan, peralatan telekomunikasi, produk militer/senjata, perangkat lunak, dan peralatan penyulingan minyak, dilansir TASS

2. Kebijakan ini efektif diberlakukan mulai 20 Mei 2022

Dilansir laman resmi Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, kebijakan pelarangan ekspor untuk komoditas berteknologi tinggi akan efektif mulai 20 Mei 2022. 

Jepang mengklaim kebijakan ini merupakan upaya untuk mewujudkan perdamaian dunia bersama negara-negara lainnya. Laman resmi kementerian tersebut menulis, "mengingat situasi internasional saat ini di sekitar Ukraina, untuk berkontribusi pada upaya internasional dalam mewujudkan perdamaian internasional seperti Jepang".

Jepang menambahkan, "kami telah menerapkan larangan ekspor ke Rusia berdasarkan rincian tindakan yang telah diputuskan oleh negara-negara besar."

Belum diketahui secara pasti apakah Jepang akan menambah daftar komoditas yang akan ditambahkan untuk dilarang diekspor menuju Rusia. 

3. Rusia merupakan pasar strategis bagi Jepang dalam beberapa tahun terakhir

bendera negara Rusia(freepik.com/jannoon028)
bendera negara Rusia(freepik.com/jannoon028)

Terdapat 224 perusahaan asal Jepang yang beroperasi di Rusia. Perusahaan-perusahaan tersebut dikabarkan memperkerjakan sekitar 35 ribu orang. Sedangkan Teikoku Databank memperkirakan sebenarnya sudah ada 347 perusahaan Jepang yang ada di Rusia. 

Japan Tobacco (JTI) merupakan perusahaan Jepang terbesar yang beroperasi di Rusia. Ada juga beberapa perusahaan Jepang lainnya yang memiliki pangsa pasar besar di Rusia seperti Toyota Motor, Nissan, AGC, Yazaki, dan masih banyak lagi. 

Sebagian perusahaan swasta asal Jepang dikabarkan telah mengentikan bisnisnya di Rusia seperti Uniqlo, Nintendo, Hitachi, Mitsubishi Electric, Japan Tobacco (JTI), dilansir Business & Human Rights Resource Centre.

Di sisi lain, sebagian perusahaan swasta asal Korea Selatan juga mengikuti langkah perusahaan-perusahaan Jepang untuk menghentikan operasinya di Rusia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us