Indonesia Pamer Budaya dan Kuliner di Afrika Selatan

Jakarta, IDN Times - KJRI Cape Town, Afrika Selatan, memperkenalkan budaya dan produk-produk Indonesia ke masyarakat Afrika Selatan lewat Indonesia Folk Market atau Pasar Rakyat.
KJRI Cape Town menyediakan booth untuk 16 vendor masyarakat Indonesia yang memperkenalkan dan menjual makanan-minuman, kerajinan tangan serta produk Indonesia lainnya. Acara ini digelar pada Sabtu, (14/10/2023) kemarin.
Aneka kuliner seperti rendang, sate, nasi goreng, mie bakso, asinan, jajanan pasar, hingga es teler, serta beragam kerajinan tangan misalnya patung kayu, baju batik, serta perhiasan perak, dapat ditemui di sana.
Acara ini menjadi kesempatan sebagai wadah promosi budaya dan produk Indonesia, serta business matching.
1. Tawarkan paket wisata ke Indonesia

Dua perusahaan Indonesia yang telah masuk pasar Afrika Selatan (Indofood dan Kalbe Internasional) serta Indonesian Trade Promotion Center Johannesburg juga berpartisipasi mempromosikan produk Indonesia.
Sementara paket wisata ke Indonesia ditawarkan tour operator milik diaspora dan Friends of Indonesia.
Terdapat setidaknya 4.695 orang yang menghadiri Pasar Rakyat dengan antrian masuk yang panjang di depan dan samping KJRI. Acara ini juga dihadiri oleh WNI yang menetap di Cape Town dan sekitarnya.
2. Tari-tarian Indonesia dipamerkan ke warga Afsel

Tarian tradisional Indonesia ditampilkan sanggar tari EOAN Group, di mana pelatihnya adalah warga negara Afrika Selatan yang merupakan alumni Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia. Di samping itu juga ditampilkan Cape Malay Choir - Young Men Sporting Club, yang merupakan kelompok paduan suara Cape Malay tertua.
Pasar Rakyat menampilkan karakter unik dan khas masyarakat Indonesia yakni keramahtamahan, persahabatan, dan ketulusan yang sangat mengena di hati komunitas Cape Malay. Hal ini menjadi perekat alami dalam memperkuat hubungan masyarakat Indonesia - Cape Town.
Komunitas Cape Malay mencapai lebih dari 300 ribu orang, di mana nenek moyang mereka berasal dari Indonesia, seperti Tuan Guru dari Tidore dan Syekh Yusuf Al Macassari yang diasingkan ke Cape Town sekitar abad 16 dan 17 semasa kolonial.
3. Dangdut diperkenalkan ke Cape Town

Sebagai puncak acara, musik dangdut pun diperkenalkan kepada warga asing yang hadir.
Mereka membawakan lagu-lagu Indonesia dari beragam genre, termasuk dangdut yang mendapat sambutan sangat meriah dari pengunjung yang turut menikmati lantunan musik tersebut.