Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Inggris Berencana Larang Demo di Depan Kediaman Resmi Pejabat

Ilustrasi Bendera Inggris (freepik.com/gpointstudio)
Ilustrasi Bendera Inggris (freepik.com/gpointstudio)
Intinya sih...
  • Pelarangan protes di rumah pejabat terpilih
  • 96 persen legislator Inggris pernah mengalami pelecehan saat menjalankan tugasnya
  • RUU juga mengatur pelarangan beberapa taktik protes
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Inggris mengumumkan rencana untuk memperkenalkan aturan hukum baru yang melarang aksi protes di depan rumah pejabat terpilih, hakim, dan anggota dewan lokal. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya luas untuk mencegah pelecehan dan intimidasi dalam kancah politik Inggris.

Menteri Keamanan Inggris, Dan Jarvis, menyatakan bahwa tingginya tingkat penyiksaan terhadap pelaku politik sangat mengkhawatirkan dan menjadi ancaman bagi demokrasi. Ia menegaskan bahwa setiap orang harus dapat berpartisipasi dalam politik tanpa merasa terancam keselamatan diri maupun keluarganya, dikutip dari The Guardian, Selasa (4/11/2025).

1. Pelarangan protes di rumah pejabat terpilih

Pemerintah Inggris mengumumkan pasal baru dalam Rancangan Undang-Undang Kejahatan dan Kepolisian yang akan menetapkan pelarangan aksi protes di depan rumah resmi pejabat terpilih seperti anggota parlemen, hakim, dan anggota dewan lokal.

Polisi akan memperoleh wewenang untuk menghentikan aksi protes yang bertujuan memengaruhi pejabat dalam tugas publik atau kehidupan pribadi mereka. Sanksi pidana bagi pelanggar rancangan ini berupa hukuman penjara hingga enam bulan.

"Level pelecehan yang dihadapi oleh para pelaku politik di Inggris sungguh mengkhawatirkan, ini ancaman bagi demokrasi kita," kata Dan Jarvis, dilansir The Guardian.

2. 96 persen legislator Inggris pernah mengalami pelecehan saat menjalankan tugasnya

Survei parlemen terbaru mengungkapkan bahwa 96 persen legislator Inggris pernah mengalami pelecehan saat menjalankan tugasnya. Selain itu, badan independen yang mengawasi pemilu menyatakan bahwa lebih dari setengah kandidat dalam pemilu terakhir menghadapi ancaman atau intimidasi.

Pada 2024, Perdana Menteri Keir Starmer menjadi sasaran protes ketika aktivis pro-Palestina meninggalkan sepatu anak-anak dan spanduk di depan rumahnya di London, menuntut dukungan embargo senjata terhadap Israel.

Pada 2023, eks Perdana Menteri Rishi Sunak juga menghadapi aksi protes dari aktivis iklim di depan kediaman resmi di London dan North Yorkshire. Ini menunjukan betapa intensnya intimidasi politik yang melatarbelakangi pembentukan undang-undang baru ini.​

3. RUU juga mengatur pelarangan beberapa taktik protes

Selain kriminalisasi protes di kediaman pejabat, Rancangan Undang-Undang Kejahatan dan Kepolisian juga mengatur pelarangan beberapa taktik protes, seperti pendakian monumen perang, penggunaan kembang api atau flare, serta penggunaan penutup wajah untuk menyembunyikan identitas dalam zona demonstrasi tertentu. Pemerintah menilai langkah ini penting untuk melindungi institusi demokrasi dan menjaga keselamatan publik.

"Undang-undang ini dirancang untuk melindungi pejabat publik dari pelecehan yang merusak demokrasi dan supaya mereka dapat bekerja tanpa rasa takut," kata Dan Jarvis.

Namun, Amnesty International Inggris mengecam kebijakan ini. Amnesty International menilai RUU ini adalah serangan terhadap Hak Asasi Manusia.

"Rancangan undang-undang ini merupakan serangan serius terhadap hak untuk melakukan protes damai dan kebebasan berekspresi," ujar Helle Thorning-Schmidt, Direktur Amnesty Inggris.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Panglima TNI Rotasi 57 Perwira Tinggi, Termasuk Pangdam I Bukit Barisan

06 Nov 2025, 20:43 WIBNews